Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Satu Orang Biasa Memimpin Sembilan Orang Cerdas

18 Juli 2024   17:50 Diperbarui: 18 Juli 2024   17:57 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kunjungan Andi ke Jepang membawa pengalaman yang tak terlupakan. Di sebuah sore yang cerah, Andi duduk di sebuah kursi publik di Tokyo yang dilengkapi dengan pedal untuk menghasilkan listrik. "Wow, teknologi ini bisa dipakai sambil olahraga, keren!" gumam Andi kagum.

Di sampingnya, seorang pria Jepang yang tampak tenang sedang membaca koran. Andi, tidak bisa menyembunyikan rasa takjubnya, mulai mengajak pria tersebut berbicara. "Hai, saya Andi dari Indonesia. Jepang benar-benar maju ya, pasti karena semua orang di sini cerdas-cerdas!"

Pria itu menoleh, tersenyum, dan menjawab, "Sebenarnya, tidak juga. Kami di Jepang punya satu orang pintar dan sembilan orang biasa saja. Tapi yang pintar itu kami taruh di posisi kepemimpinan, jadi semuanya berjalan lancar."

Andi tertawa dan berkata, "Oh, di Indonesia kami punya sembilan orang pintar, tapi satu orang yang biasa saja yang kami jadikan pemimpin!"

Pria Jepang itu tertawa kecil, "Nah, mungkin itulah bedanya. Pemimpin yang biasa saja bisa membuat kesan bahwa semua orang pintar di sekelilingnya harus mengikuti instruksi yang kurang efisien."

Andi mengangguk, seraya kembali mengayuh pedal kursinya, merenungkan pemikiran yang mungkin terlalu mendalam untuk sore hari yang santai. Mereka berdua kemudian tertawa bersama, menikmati momen kecil dari perbedaan budaya yang ironis itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun