Namun, perjuangan belum berakhir. Dengan skor timnya masih membutuhkan beberapa run lagi untuk menang, kapten Oxford terus bermain dengan tekun. Tapi, dalam twist yang mengejutkan, dia secara tidak sengaja memukul stumps sendiri dan tereliminasi setelah mencetak 103 run. Meskipun kekecewaannya, dia dihormati saat meninggalkan lapangan, diakui tidak hanya untuk pencapaian skor individunya tetapi juga untuk kepemimpinan dan keberanian di tengah tekanan.
Pertandingan berakhir dengan seri, tetapi kisah kapten Oxford ini tetap akan dikenang sebagai contoh dedikasi, keahlian, dan sportivitas dalam olahraga kriket. Cerita ini tidak hanya tentang kriket tetapi juga tentang integritas dan semangat kompetisi yang sehat, menggambarkan bagaimana olahraga dapat mengangkat standar kepemimpinan dan keberanian personal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H