Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menggali Potensi Pendidikan Nonformal dalam Meningkatkan Literasi di Daerah Terpencil

8 Juli 2024   20:57 Diperbarui: 8 Juli 2024   21:00 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak Suku Bajau yang tengah belajar bersama Sikola Bajalan di teras rumah warga. (Antara/La Ode Muh Deden Saputra) 

 

Harapan Baru dari Pendidikan Nonformal: Menciptakan Ruang Belajar yang Inklusif

Di Indonesia, pendidikan nonformal seringkali dianggap sebagai jalur alternatif atau pelengkap dari pendidikan formal. Namun, dengan melihat lebih jauh, pendidikan nonformal sebenarnya menawarkan peluang penting untuk memperluas akses dan inklusivitas dalam pendidikan, terutama di daerah terpencil atau untuk kelompok marginal.

Pendidikan nonformal di Indonesia, seperti yang dikelola oleh berbagai lembaga dan masyarakat, telah menunjukkan dampak positif yang signifikan dalam menyediakan ruang belajar yang inklusif dan adaptif. Misalnya, taman bacaan yang didirikan di berbagai lokasi di Indonesia tidak hanya meningkatkan akses terhadap buku dan bahan bacaan lainnya tetapi juga menjadi pusat komunitas di mana anak-anak dan remaja dapat belajar dalam lingkungan yang mendukung dan berorientasi pada pertumbuhan personal dan kecerdasan kolektif [1].

Data dari Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) dan pandangan dari Andreas Schleicher dari OECD menunjukkan bahwa Indonesia telah berusaha keras untuk menyelaraskan inovasi pendidikan dengan kebutuhan nyata masyarakat, termasuk penerapan pendekatan Merdeka Belajar yang bertujuan untuk memperkuat kemandirian dan inisiatif belajar di kalangan siswa [2].

Keunggulan pendidikan nonformal juga terlihat dalam cara menanggapi berbagai kebutuhan spesifik masyarakat, termasuk pengajaran dan pelatihan yang lebih fleksibel dan relevan dengan kondisi lokal, yang seringkali tidak sepenuhnya terpenuhi oleh sistem pendidikan formal [3]. Penelitian dalam banyak jurnal akademis juga mendukung ini, menunjukkan bahwa pendidikan nonformal berperan dalam memberdayakan masyarakat melalui pendidikan yang lebih aplikatif dan langsung terkait dengan kebutuhan mereka.

Sementara itu, inisiatif lokal seperti Bukuntukpapua menyoroti pentingnya pendidikan nonformal dalam memajukan literasi dan akses pendidikan di daerah yang lebih terisolasi. Program ini, dengan mengirimkan buku dan sumber daya pendidikan ke Papua, telah membantu memperluas jangkauan pendidikan dan membawa materi yang sebelumnya mungkin tidak terjangkau bagi banyak anak-anak di sana [1].

Sehingga, peran pendidikan nonformal dalam sistem pendidikan Indonesia tidak hanya penting sebagai pelengkap, tetapi seringkali sebagai kebutuhan kritikal yang mampu menjawab tantangan-tantangan unik yang dihadapi oleh berbagai masyarakat di negara ini. Kemampuan untuk menyesuaikan diri dan menjangkau kelompok-kelompok yang tidak terlayani dengan baik oleh sistem pendidikan formal menjadikan pendidikan nonformal sebagai komponen penting dalam upaya nasional untuk mencapai inklusivitas dan keadilan pendidikan yang lebih besar.

Penguatan Pendidikan Nonformal: Langkah Strategis untuk Pendidikan yang Lebih Baik

Dalam konteks global dan juga di Indonesia, pendidikan nonformal telah berkembang menjadi salah satu solusi kreatif untuk memenuhi kebutuhan pendidikan yang tidak selalu dapat ditangani oleh sistem pendidikan formal. Pendidikan nonformal menawarkan fleksibilitas yang lebih besar, akses yang lebih luas, dan seringkali lebih relevan dengan kebutuhan spesifik individu dan komunitas.

Salah satu aspek penting dari pendidikan nonformal adalah kemampuannya untuk menyesuaikan kurikulum dan metode pembelajaran dengan kebutuhan lokal. Ini sangat penting di negara seperti Indonesia, di mana terdapat perbedaan besar dalam hal geografi, budaya, dan kebutuhan ekonomi antar daerah. Inisiatif seperti Merdeka Belajar telah memberikan sekolah-sekolah fleksibilitas lebih dalam menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk meningkatkan efektivitas pendidikan, termasuk melalui program nonformal [2].

Statistik juga menunjukkan bahwa peningkatan akses ke pendidikan melalui pendekatan nonformal bisa membantu mengurangi tingkat putus sekolah. Di banyak kasus, taman baca dan program nonformal lainnya telah menjadi lebih menarik bagi anak-anak dan remaja daripada sekolah formal, karena menyediakan lingkungan belajar yang lebih mendukung dan kurang formal [1].

Selain itu, UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah mencakup pendidikan nonformal sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional, memberikan kerangka hukum untuk integrasi ini. Hal ini memastikan bahwa pendidikan nonformal tidak hanya diakui tetapi juga diintegrasikan dalam perencanaan dan implementasi kebijakan pendidikan di Indonesia [3].

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun