Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kemenangan Kiri di Prancis, Apakah Indonesia Siap untuk Koalisi Serupa?

8 Juli 2024   10:00 Diperbarui: 8 Juli 2024   10:08 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Hasil Pemilu Prancis dan Implikasi untuk Indonesia

Pemilu legislatif Prancis baru-baru ini menyaksikan kemenangan mengejutkan dari koalisi kiri, New Popular Front (NFP), yang menggagalkan harapan besar partai sayap kanan, National Rally (RN), untuk mendominasi. Kemenangan ini tidak hanya mencerminkan penolakan terhadap pemerintahan sayap kanan, tetapi juga memperlihatkan dinamika politik yang unik di Prancis di mana tidak satu pun partai yang mendapatkan mayoritas mutlak, menciptakan potensi koalisi atau bahkan pemerintahan teknis di masa depan.

Di Indonesia, dinamika serupa mungkin terjadi mengingat struktur politik multipartai yang memungkinkan berbagai koalisi. Pemilu di Prancis menunjukkan bahwa aliansi strategis antara berbagai faksi politik bisa menjadi kunci dalam menghadapi partai yang dominan. Ini dapat diterapkan di Indonesia, terutama dalam menghadapi pemilu yang akan datang, di mana kerjasama lintas partai bisa menjadi strategi penting.

Selain itu, tingginya partisipasi pemilih di Prancis, yang mencapai 67.1%, menunjukkan pentingnya mobilisasi pemilih dan dampaknya terhadap hasil pemilu. Hal ini bisa menjadi pelajaran bagi partai-partai di Indonesia untuk lebih mengaktifkan basis pemilihnya, terutama dalam menghadapi tantangan politik dan sosial yang serupa.

Kemungkinan terjadinya "cohabitation", di mana presiden harus bekerja sama dengan parlemen yang dikuasai oleh partai oposisi, juga membuka diskusi tentang kemungkinan skenario serupa di Indonesia jika presiden dan DPR memiliki kekuatan politik yang bertentangan. Ini menunjukkan pentingnya stabilitas politik dan kemampuan beradaptasi dalam kebijakan pemerintah untuk menghadapi dinamika politik yang cepat berubah.

Pemilu Prancis juga menyoroti tantangan yang dihadapi oleh partai sayap kanan RN, yang meskipun membuat kemajuan signifikan, tetap gagal mengamankan mayoritas karena persepsi negatif dan tuduhan rasisme serta antisemitisme yang mendera kampanyenya. Ini mengingatkan pada pentingnya citra dan narasi politik di Indonesia, di mana partai atau kandidat perlu memperhatikan isu-isu sensitif dan cara penyampaian pesan kepada publik.

Implikasi Kebijakan dan Reaksi Sosial di Indonesia

Hasil pemilu Prancis yang menghasilkan peta kekuasaan yang terfragmentasi dan potensi koalisi yang kompleks memberikan wawasan tentang pentingnya fleksibilitas politik dan adaptasi kebijakan di tengah ketidakpastian politik. Hal ini relevan bagi Indonesia yang juga menghadapi dinamika politik yang serba cepat dan sering kali tidak terduga.

Pentingnya adaptasi ini terlihat dari respons Emmanuel Macron yang terpaksa mempertimbangkan koalisi dengan pihak yang tidak sepenuhnya sejalan dengan platform politiknya untuk memastikan kelangsungan pemerintahan yang efektif. Dalam konteks Indonesia, ini berarti bahwa pemimpin dan partai politik harus siap untuk kompromi dan kolaborasi untuk menjaga stabilitas dan kemajuan negara.

Reaksi terhadap partai sayap kanan di Prancis juga menggambarkan bagaimana narasi anti-globalisasi dan nasionalisme dapat memengaruhi pemilu. Di Indonesia, isu serupa mungkin muncul, mengingat banyaknya sentimen nasionalis dan proteksionis yang berkembang di berbagai sektor masyarakat. 

Pemilu Prancis menunjukkan bahwa meskipun ada dukungan yang kuat untuk agenda-agenda nasionalistik, hal ini tidak selalu menghasilkan kemenangan politik jika tidak diimbangi dengan strategi kampanye yang inklusif dan bebas dari kontroversi.

Lebih jauh lagi, tingginya angka partisipasi pemilih di Prancis menunjukkan bahwa rakyat masih sangat berkepentingan dalam mengambil bagian dalam proses demokrasi, terutama ketika merasa hasil pemilu memiliki dampak langsung terhadap kehidupan mereka. Di Indonesia, ini bisa menjadi motivasi bagi partai politik dan pemerintah untuk lebih meningkatkan kesadaran politik dan partisipasi dalam pemilu, khususnya melalui pendidikan politik dan keterlibatan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun