Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sinopsis Cerita Pendek "The Steal" Karya Jeffrey Archer (14)

5 Juli 2024   08:00 Diperbarui: 5 Juli 2024   08:04 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di hari terakhir liburan mereka di Turki, tekanan untuk menemukan karpet sempurna mencapai puncaknya. Christopher dan Margaret memutuskan untuk memberikan satu upaya terakhir di bazaar, kali ini tanpa intervensi dari Kendall-Humes. Mereka kembali ke toko karpet tempat mereka sebelumnya terkesan, bertekad untuk menegosiasikan sendiri tanpa pengaruh luar.

Di toko, mereka berhadapan kembali dengan dealer karpet yang sama, yang menghargai ketekunan mereka dan menawarkan untuk menunjukkan beberapa pilihan lagi yang mungkin sesuai dengan anggaran mereka. Dengan cermat, mereka meninjau koleksi, dan Margaret segera tertarik lagi pada karpet kecil berbasis hijau dengan pola kotak merah yang telah menarik perhatiannya sebelumnya. Dealer tersebut, mengenali ketulusan dan kecintaan mereka pada desain itu, menawarkan harga yang lebih masuk akal, yang akhirnya mereka setujui.

Sementara itu, Kendall-Humes, yang juga kembali ke toko dengan tujuan yang sama, terlibat dalam negosiasi yang lebih besar dan lebih keras untuk karpet yang lebih besar dan lebih mencolok, yang jauh melampaui apa yang sebenarnya mereka butuhkan atau sesuai dengan estetika mereka. Dalam prosesnya, mereka menarik banyak perhatian, tidak selalu dengan cara yang positif, mencerminkan perbedaan mendalam dalam nilai dan pendekatan antara dua pasangan.

Ketika Christopher dan Margaret akhirnya berhasil membeli karpet impian mereka, mereka merasa lega dan puas karena telah memilih sesuatu yang benar-benar mereka hargai, bukan hanya sebagai pembelian tetapi sebagai kenang-kenangan dari pengalaman budaya mereka. Mereka meninggalkan Turki dengan karpet yang indah dan kenangan akan petualangan yang kaya, meskipun kadang terganggu oleh kehadiran yang kurang diinginkan dari Kendall-Humes.

Pulang ke Inggris, mereka menghadapi tantangan baru saat melewati bea cukai, di mana mereka harus menjelaskan nilai dari karpet yang mereka bawa. Di sinilah kejujuran dan integritas mereka diuji, dan meskipun ada sedikit kebingungan dan kesalahpahaman, mereka berhasil melewati tanpa masalah besar, berkat persiapan dan dokumen yang tepat.

Cerita ini berakhir dengan perasaan bittersweet. Meskipun liburan mereka terganggu oleh interaksi yang tidak menyenangkan, pengalaman memperkaya yang mereka dapatkan dari Turki dan kepuasan membawa pulang sebuah barang yang memiliki nilai artistik dan budaya yang signifikan memberi mereka kebahagiaan yang lebih dari cukup. Ini menegaskan bahwa, dalam perjalanan dan hidup, seringkali apa yang kita bawa pulang lebih dari sekadar benda fisik; itu adalah pengetahuan, pengalaman, dan kenangan yang tahan lama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun