Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tidak Ada Konflik yang Tidak Dapat Diselesaikan, Asalkan...

22 Juni 2024   08:07 Diperbarui: 22 Juni 2024   08:08 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Konflik dan resolusi. (Sumber: Quarterinchhole.com)

Pendidikan dan pelatihan dalam resolusi konflik juga menjadi aspek penting. Program-program pelatihan yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan seperti mendengarkan aktif, komunikasi efektif, dan pemecahan masalah dapat meningkatkan kemampuan individu dan kelompok dalam mengelola konflik lebih efektif. Keterampilan-keterampilan ini tidak hanya membantu dalam situasi konflik tetapi juga dalam memperkuat hubungan interpersonal dan profesional sehari-hari (Glints.com, 15/08/2022).

Penting untuk diingat bahwa meskipun teori dan strategi resolusi konflik dapat memberikan kerangka kerja yang bermanfaat, keberhasilan sebenarnya seringkali tergantung pada faktor-faktor seperti keinginan pihak-pihak yang terlibat untuk mencapai resolusi, konteks sosial dan budaya di mana konflik itu terjadi, serta sumber daya yang tersedia untuk implementasi solusi (Swastikaresolusikonflik.blogspot.com, 28/04/2024).

Dalam konteks global yang lebih luas, pemahaman mendalam tentang resolusi konflik membantu memfasilitasi dialog antarkultural dan antarbangsa yang lebih efektif, memungkinkan berbagai pihak untuk mengatasi perbedaan dan membangun dunia yang lebih damai dan harmonis. Pendekatan ini, yang menggabungkan pemahaman teoritis dengan keterampilan praktis dan adaptasi strategis terhadap kondisi tertentu, merupakan kunci dalam menanggulangi konflik dan membangun perdamaian yang berkelanjutan.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, masyarakat dapat mengembangkan cara yang lebih matang dan konstruktif dalam menangani perbedaan pendapat dan perspektif, serupa dengan solusi kreatif yang diperlihatkan oleh kedua figur dalam karikatur, mencapai kesepahaman melalui dialog yang terbuka dan inklusif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun