Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Menggali Potensi Layanan ATM di Masa Depan

17 Juni 2024   07:49 Diperbarui: 18 Juni 2024   04:34 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penarikan uang di mesin ATM. (SHUTTERSTOCK)

Penyesuaian Layanan ATM di Era Digitalisasi

Pengurangan jumlah mesin ATM oleh beberapa bank besar di Indonesia mengindikasikan sebuah shift penting dalam industri perbankan yang sejalan dengan adopsi teknologi digital yang berkembang pesat. 

Laporan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa jumlah ATM pada bank umum konvensional telah menurun, sebuah tren yang tidak terlihat pada bank syariah yang malah mengalami kenaikan kecil pada jumlah terminal elektronik (Kompas.com, 08/07/2021).

Fenomena ini tidak terlepas dari kebijakan internal bank dalam memaksimalkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya. Misalnya, Bank Mandiri telah mengurangi jumlah ATM mereka secara signifikan dari 18.291 unit pada tahun 2019 menjadi 12.906 unit pada tahun 2023. Demikian pula, BRI dan BNI mengalami penurunan yang serupa sepanjang periode yang sama (Detik.com, 16/06/2024).

Di sisi lain, PT Bank Central Asia (BCA) mengambil pendekatan yang berbeda dengan terus menambah jumlah ATM mereka. BCA bahkan mencatat pertumbuhan pada layanan ATM mereka, mengindikasikan bahwa masih ada permintaan yang kuat untuk akses ke transaksi tunai meskipun ada peningkatan pada layanan digital. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan transaksi ATM sebesar 18% dari tahun ke tahun hingga pertengahan tahun 2021 (Kompas.com, 05/10/2021). 

Situasi ini mencerminkan dinamika yang berbeda antar bank dalam menanggapi perubahan perilaku konsumen dan kemajuan teknologi. Pengurangan ATM oleh sebagian bank dikontraskan dengan kebutuhan untuk mempertahankan, bahkan meningkatkan, infrastruktur yang serupa oleh bank lain seperti BCA yang masih melihat potensi pada layanan tersebut.

Kebijakan ini juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti pandemi, yang mengubah banyak aspek operasional bank. Misalnya, selama PPKM, Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan batas maksimal penarikan uang tunai di ATM untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang berubah, menunjukkan respons terhadap kondisi darurat kesehatan publik (Kompas.com, 10/07/2021). 

Dengan latar belakang tersebut, menjadi jelas bahwa tren penurunan jumlah ATM tidak semata-mata mencerminkan penurunan kebutuhan akan layanan tunai, tetapi lebih kepada respons strategis bank dalam mengoptimalkan jaringan layanannya di tengah evolusi kebiasaan konsumen yang cepat dan beragam. 

Layanan digital yang tumbuh dan perubahan kebutuhan konsumen membuat bank harus cermat dalam mempertimbangkan seberapa jauh dan cepat mereka mengadopsi inovasi digital sambil tetap menyediakan layanan konvensional bagi segmen pasar yang membutuhkannya.

Dampak Digitalisasi pada Layanan Perbankan Tradisional

Perkembangan layanan digital telah membawa dampak yang signifikan terhadap layanan perbankan tradisional, termasuk operasional ATM. Di tengah peningkatan kecenderungan nasabah menggunakan platform digital, bank-bank di Indonesia menghadapi kebutuhan untuk menyesuaikan strategi layanan mereka guna meningkatkan efisiensi dan menekan biaya operasional.

Sebuah analisis oleh Josua Pardede, Kepala Ekonom Bank Permata, menunjukkan bahwa tren pengurangan jumlah ATM diperkirakan akan terus berlanjut sebagai respons terhadap biaya tinggi yang terkait dengan operasional mesin tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun