Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Menolak Realitas

9 Juni 2024   14:06 Diperbarui: 9 Juni 2024   14:11 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Facebook.com/Creative Ideas

Karikatur ini menunjukkan tangkapan dengan jenaka namun tajam bagaimana informasi baru dapat mengubah perspektif dan pilihan hidup seseorang secara drastis. 

Pada tingkat permukaan, ceritanya menghibur: seorang pria yang terdampar, setelah diselamatkan, tiba-tiba memilih untuk kembali ke kesendirian pulau kecilnya setelah membaca sesuatu dalam koran. 

Namun, pada tingkat yang lebih dalam, gambar ini menyinggung sikap masyarakat modern kita terhadap informasi dan bagaimana kita mengolahnya dalam kehidupan kita.

Di era di mana informasi tersedia luas dan sering kali membanjiri kita dari segala penjuru, kita menghadapi tantangan dalam menyaring berita yang signifikan dan memilah yang kurang penting atau bahkan menyesatkan. 

Respon pria dalam karikatur ini mungkin tampak ekstrem---melompat kembali ke laut daripada menghadapi kenyataan yang tidak menyenangkan yang ia baca---tetapi ini mengilustrasikan reaksi psikologis yang mungkin terjadi pada banyak orang: keinginan untuk menghindari atau menolak perubahan yang menantang zona nyaman kita.

Karikatur ini juga mungkin merefleksikan sentimen lebih luas terhadap media dan berita saat ini, yang sering kali dipandang skeptis oleh publik. 

Kita hidup di zaman di mana "kelelahan berita" adalah fenomena nyata, dan di mana berita buruk atau membingungkan dapat membuat kita ingin "melompat kapal" dan kembali ke keadaan yang lebih sederhana dan lebih mudah diatur---bahkan jika itu berarti mengisolasi diri kita.

Dalam konteks ini, karikatur tersebut bukan hanya sebuah lelucon, tetapi juga kritik sosial tentang bagaimana individu dan masyarakat bereaksi terhadap perubahan dan tantangan. 

Kita harus bertanya pada diri kita sendiri: apakah kita terkadang lebih memilih ketidaktahuan yang nyaman daripada menghadapi kenyataan yang tidak nyaman? Dan apa konsekuensi dari kecenderungan tersebut bagi perkembangan pribadi dan kemajuan sosial? 

Karikatur ini, dengan cara yang cerdik, meminta kita untuk mempertimbangkan kembali bagaimana kita menanggapi dunia yang terus berubah di sekitar kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun