Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Analisis tentang Dinamika Harga Emas Antam

8 Juni 2024   11:05 Diperbarui: 8 Juni 2024   11:11 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi emas Antam, logam mulia, emas batangan. (SHUTTERSTOCK/IJP2726)

Pengaruh Global dan Lokal terhadap Fluktuasi Harga

Tahun 2024 ini, harga emas Antam telah mengalami perubahan signifikan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan lokal. Secara global, harga emas secara umum diperkirakan akan menurun akibat pemulihan ekonomi global dan meredanya tekanan inflasi. Bank Dunia telah memproyeksikan bahwa harga emas akan turun sekitar 8% pada tahun 2024, dibandingkan dengan tingkat harga yang lebih tinggi pada 2023 yang dipengaruhi oleh faktor seperti nilai dolar yang melemah dan kondisi geopolitik seperti konflik Rusia-Ukraina (katadata.co.id, 02/05/2023).

Secara lokal, pada 8 Mei dan 15 Mei 2024, harga emas Antam mengalami perubahan yang cukup dinamis. Pada 8 Mei terjadi penurunan harga sebesar Rp 10.000 per gram, sedangkan pada 15 Mei terjadi kenaikan sebesar Rp 8.000 per gram. Variabilitas ini mencerminkan respons pasar terhadap kondisi ekonomi dalam negeri serta kebijakan fiskal yang diterapkan pemerintah, seperti PPh 22 yang diatur dalam PMK Nomor 34 Tahun 2017 dan perubahan terbarunya di PMK Nomor 38 Tahun 2023 yang berpengaruh pada transaksi pembelian dan penjualan kembali emas (kompas.com, 15/05/2024).

Kebijakan Pajak dan Dampaknya pada Investor Emas

Kebijakan fiskal, khususnya terkait pajak, memiliki peranan penting dalam menentukan daya tarik investasi emas di Indonesia. Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 34 Tahun 2017 dan revisinya di PMK Nomor 38 Tahun 2023 telah memberikan kerangka baru dalam transaksi emas, termasuk pembelian dan penjualan kembali (buyback). Misalnya, pembelian emas Antam kini dikenakan PPh 22 sebesar 0,9%, namun bagi pemegang NPWP, tarif ini bisa dikurangi menjadi 0,25% (kompas.com, 15/05/2024). Hal ini menunjukkan upaya pemerintah untuk mengatur sekaligus mendorong investasi dalam emas melalui insentif pajak.

Dari sudut pandang investor, perubahan ini bisa memberikan keuntungan berupa pengurangan biaya pajak yang harus dibayar. Namun, di sisi lain, ketidakpastian atas kebijakan pajak yang bisa berubah-ubah juga dapat menambah volatilitas pasar. Ini tercermin dari fluktuasi harga emas Antam yang terjadi dari bulan Februari hingga Mei 2024, di mana harga emas sempat turun signifikan sebelum kembali naik ((kompas.com, 03/02/2024).

Respon Pasar terhadap Kebijakan Fiskal dan Proyeksi Harga

Respons pasar terhadap perubahan kebijakan ini cukup dinamis. Investor cenderung merespons positif ketika ada pengurangan pajak, namun tetap waspada terhadap potensi kenaikan pajak di masa mendatang. Dinamika ini, dikombinasikan dengan faktor-faktor global seperti prediksi Bank Dunia mengenai penurunan harga emas secara global pada tahun 2024, menambah kompleksitas dalam strategi investasi emas  (katadata.co.id, 02/05/2023).

Investasi emas sering dianggap sebagai 'safe haven' atau pelabuhan aman selama ketidakpastian ekonomi. Namun, volatilitas harga emas, seperti yang terlihat pada tahun 2024, menunjukkan bahwa peluang dan risiko berjalan beriringan. Investor yang cerdas harus memahami kapan waktu yang tepat untuk masuk dan keluar dari pasar untuk memaksimalkan keuntungan mereka.

Pada tahun 2024, harga emas Antam menunjukkan pola fluktuasi yang signifikan, di mana terjadi penurunan dan kenaikan harga dalam periode yang relatif singkat. Menggunakan strategi 'buy low, sell high' mungkin terdengar klise, tetapi dalam konteks volatilitas harga emas, hal ini bisa menjadi kunci keberhasilan. Investor harus memonitor berbagai faktor, baik lokal seperti kebijakan pajak dan kondisi ekonomi Indonesia, maupun global seperti kestabilan ekonomi dan geopolitik internasional yang dapat memengaruhi harga emas (katadata.co.id, 02/05/2023).

Pertimbangan untuk Investor Jangka Panjang versus Jangka Pendek

Untuk investor jangka panjang, penurunan harga emas pada tahun 2024 bisa dianggap sebagai kesempatan untuk membeli lebih banyak emas sementara harganya lebih rendah. Sebaliknya, bagi mereka yang berfokus pada investasi jangka pendek, volatilitas ini menawarkan kesempatan untuk berdagang berdasarkan tren harga yang diantisipasi dari waktu ke waktu. Hal ini menuntut analisis yang cermat dan respons yang cepat terhadap perubahan pasar untuk menghindari kerugian besar (kompas.com, 15/05/2024).

Menyikapi Prediksi Harga dan Tren Global

Prediksi dari Bank Dunia bahwa harga emas akan menurun secara global pada tahun 2024 harus menjadi pertimbangan utama dalam strategi investasi emas. Ketergantungan pada emas sebagai aset safe haven mungkin berkurang seiring stabilisasi kondisi global, yang dapat mengarahkan investor untuk menjelajahi aset lain yang mungkin memiliki prospek lebih baik dalam jangka panjang (katadata.co.id, 02/05/2023).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun