Memperingati Hari Laut Sedunia Tanggal 8 Juni
Transformasi Menuju Ekonomi Biru: Tantangan dan Peluang
Ekonomi kelautan Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang kompleks, tetapi juga menyimpan peluang besar untuk transformasi menuju sistem yang lebih berkelanjutan. Kondisi saat ini menggambarkan bahwa pengelolaan sumber daya kelautan belum sepenuhnya efektif, terutama dalam hal distribusi yang inklusif dan tata kelola yang efisien. Misalnya, pengelolaan sumber daya kelautan di Indonesia masih menunjukkan skor rendah dalam Indeks Pembangunan Inklusif dan Indeks Tata Kelola, mengindikasikan adanya potensi besar untuk peningkatan di kedua area tersebut (katadata.co.id, 28 April 2023).
Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah penting dengan menetapkan regulasi dan kebijakan yang mendukung pengembangan ekonomi biru, yang mencakup kuota penangkapan ikan yang terukur dan peningkatan area konservasi. Dalam kaitannya dengan kebijakan baru, kuota ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa nelayan kecil tidak terpinggirkan dan mendapat bagian yang adil dari sumber daya kelautan (antaranews.com, 23 September 2023).
Dalam konteks keberlanjutan, ekspansi zona konservasi hingga mencapai 30% dari wilayah perairan Indonesia pada tahun 2030 merupakan langkah signifikan. Ini bukan hanya untuk menjaga biodiversitas, tetapi juga untuk mengoptimalkan fungsi ekosistem laut sebagai penyerap karbon, yang sangat krusial mengingat perubahan iklim global yang sedang berlangsung (kompas.com, 2 Agustus 2022).
Namun, pencapaian ini tidak akan terwujud tanpa menghadapi tantangan. Tantangan utama termasuk kurangnya infrastruktur yang mendukung nelayan kecil dan tradisional, serta praktik-praktik penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan. Misalnya, di banyak desa pesisir, infrastruktur untuk distribusi bahan bakar minyak masih sangat terbatas, menyebabkan nelayan membayar harga yang jauh lebih tinggi dari yang seharusnya (katadata.co.id, 28 April 2023).Â
Sebagai solusi, perbaikan infrastruktur dan regulasi yang lebih kuat terhadap praktik penangkapan ikan yang merusak adalah vital. Hal ini tidak hanya akan membantu menjaga keberlanjutan sumber daya laut, tetapi juga memperkuat ekonomi lokal dan nasional Indonesia dalam jangka panjang. Ke depan, integrasi kuat antara kebijakan, sains, dan partisipasi masyarakat menjadi kunci dalam memastikan bahwa ekonomi biru tidak hanya merupakan konsep, tetapi juga realitas yang membawa manfaat nyata bagi semua pihak yang terlibat.
Konservasi dan Kapasitas: Memperkuat Ekonomi Laut Berkelanjutan
Dalam mengoptimalkan ekonomi kelautan, Indonesia tidak hanya fokus pada pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya laut yang berkelanjutan tetapi juga memperhatikan aspek konservasi. Hal ini dapat dilihat dari upaya pemerintah untuk memperluas area konservasi laut. Tujuan dari ekspansi area konservasi bukan hanya untuk perlindungan habitat laut tetapi juga sebagai strategi jangka panjang untuk meningkatkan stok ikan melalui zona larangan penangkapan yang memungkinkan ikan untuk berkembang biak dan tumbuh dengan optimal sebelum memasuki zona penangkapan (antaranews.com, 23 September 2023).
Selain itu, revitalisasi tambak tradisional menjadi lebih modern dan terintegrasi mencerminkan usaha serius dalam meningkatkan kapasitas produksi perikanan budidaya. Inisiatif seperti ini tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan. Peningkatan komoditas ekspor seperti udang, lobster, dan rumput laut menunjukkan potensi besar dalam kontribusi terhadap PDB nasional serta peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal (katadata.co.id, 26 Oktober 2021)
Peran teknologi dan inovasi juga sangat krusial dalam memastikan keberlanjutan praktik ekonomi biru. KKP telah menerapkan strategi seperti sistem informasi perizinan layanan cepat yang bertujuan untuk mempermudah proses perizinan di sektor perikanan. Pendekatan semacam ini tidak hanya efisien tetapi juga mengurangi potensi korupsi dan meningkatkan transparansi dalam pengelolaan sumber daya laut (wartaekonomi.co.id, 24 Agustus 2020).
Penting juga untuk dicatat bahwa integrasi kebijakan yang baik harus diikuti dengan pendidikan dan pelatihan untuk masyarakat lokal, terutama nelayan, tentang praktik penangkapan yang berkelanjutan dan teknologi yang ramah lingkungan. Ini termasuk penggunaan alat tangkap yang tidak merusak lingkungan, seperti yang ditetapkan dalam regulasi ekonomi biru. Dengan meningkatkan kesadaran dan kapasitas lokal, upaya konservasi dan produktivitas dapat berjalan secara sinergis, memperkuat fondasi ekonomi kelautan Indonesia yang berkelanjutan.