Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Tinjauan Ilmiah tentang Keterwakilan Pemuda dalam Politik

6 Juni 2024   19:00 Diperbarui: 6 Juni 2024   19:12 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rapat Paripurna DPR RI. (Sumber: Antaranews.com)

Pengantar dan Definisi Keterwakilan Pemuda

Artikel yang ditinjau ini berjudul "Age Inequalities in Political Representation: A Review Article," ditulis oleh Daniel Stockemer dan Aksel Sundstrm di jurnal Government and Opposition edisi tahun 2023, menyediakan analisis mendalam tentang perwakilan pemuda dalam politik. Artikel ini menyoroti fakta bahwa individu yang membuat keputusan politik secara global cenderung jauh lebih tua daripada rata-rata pemilih, mengakibatkan parlemen dan kabinet tidak mewakili populasi yang lebih luas.

Keunggulan utama dari artikel ini adalah penyajiannya yang luas mengenai literatur tentang perwakilan pemuda, mulai dari definisi kelompok politik muda, pentingnya kehadiran pemuda dalam politik, hingga penggambaran empiris kondisi perwakilan pemuda saat ini. Analisis ini diperkaya dengan data dari berbagai tingkat pemerintahan---nasional, subnasional, dan supranasional---yang menunjukkan tingkat absensi pemuda dalam badan pengambil keputusan.

Salah satu kekuatan dari artikel ini adalah pemaparan komprehensif mengenai faktor-faktor yang membantu atau menghambat pemuda untuk memasuki ranah politik. Misalnya, artikel ini mengeksplorasi bagaimana sistem pemilu, batasan usia legal, dan kebijakan internal partai politik dapat memengaruhi peluang pemuda untuk terpilih dalam jabatan politik. Hal ini memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana struktur politik dan hukum dapat diubah untuk meningkatkan keterwakilan pemuda.

Artikel ini memiliki kelemahan dalam hal kurangnya solusi praktis yang konkret untuk masalah yang diidentifikasi. Meskipun banyak membahas teori dan masalah yang ada, kurangnya rekomendasi kebijakan atau strategi yang jelas untuk menerapkan perubahan mungkin membuat pembaca merasa belum ada panduan tindak lanjut yang jelas setelah memahami situasi tersebut.

Artikel Stockemer dan Sundstrm ini berhasil memberikan kerangka teori yang solid tentang under-representation pemuda dalam politik dan menawarkan dasar yang kuat untuk diskusi lebih lanjut tentang cara mengatasi masalah ini. Diskusi ini sangat relevan dengan konteks Indonesia saat ini, di mana perubahan baru-baru ini dalam batas usia minimum untuk kandidat politik menunjukkan langkah legislatif untuk membuka lebih banyak ruang bagi pemuda dalam politik.

Pentingnya Keterwakilan Pemuda dan Faktor-Faktor yang Memengaruhinya

Artikel ini melanjutkan dengan mendiskusikan mengapa keterwakilan pemuda dalam politik itu penting. Pemuda sering kali memiliki perspektif dan kepentingan yang berbeda dari anggota masyarakat yang lebih tua, terutama dalam masalah seperti perubahan iklim, tingkat pengangguran dan prioritas pengeluaran publik. Ketika pemuda tidak terwakil secara memadai, kepentingan mereka cenderung diabaikan atau tidak diberi prioritas, yang dapat menyebabkan kebijakan yang kurang mencerminkan kebutuhan dan keinginan generasi muda.

Salah satu keunggulan dari artikel ini adalah penggunaannya terhadap data dan contoh konkret untuk menunjukkan bagaimana perbedaan usia dalam legislatif dapat memengaruhi kebijakan yang dihasilkan. Misalnya, artikel tersebut menyoroti studi yang menunjukkan bahwa politisi muda lebih mungkin untuk mendukung pendanaan untuk pendidikan dan kurang mungkin untuk mendukung peningkatan pengeluaran untuk pensiun dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang lebih tua.

Artikel ini memiliki kekurangan dalam hal kurangnya diskusi mendalam tentang solusi potensial atau strategi untuk mengatasi ketidakseimbangan ini. Sementara artikel tersebut secara efektif mengidentifikasi masalah dan menyediakan basis data yang kuat, ia kurang dalam memberikan panduan praktis tentang apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan keterwakilan pemuda.

Artikel juga menggali faktor-faktor yang memengaruhi kehadiran pemuda dalam politik, yang meliputi hambatan struktural dan kelembagaan yang mencegah pemuda dari mencalonkan diri atau terpilih. Misalnya, sistem nominasi partai yang bias terhadap kandidat yang lebih tua dan sistem pemilu yang tidak menguntungkan pemuda. Walaupun diskusi ini informatif, ia dapat diperkaya dengan lebih banyak rekomendasi tentang bagaimana partai politik dan pembuat kebijakan dapat mengubah praktik ini untuk menjadi lebih inklusif terhadap generasi muda.

Keterkaitan dengan konteks Indonesia yang baru-baru ini mengubah batas usia minimum untuk kandidat politik menunjukkan respons terhadap kebutuhan yang sama untuk keterwakilan yang lebih inklusif. Perubahan ini membuka peluang bagi pemuda Indonesia untuk lebih terlibat dan mewakili kepentingan generasi mereka, yang selaras dengan tema yang dibahas dalam artikel. Diskusi ini menjadi sangat relevan mengingat dinamika politik saat ini dan gerakan global untuk melibatkan lebih banyak pemuda dalam kebijakan politik.

Kesimpulan dan Implikasi untuk Masa Depan Keterwakilan Pemuda dalam Politik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun