Gema Hati yang Menua
Di pojok ruang, ia duduk menggigil, Â
tangan-tangan keriput memeluk lutut, Â
mata jauh melirik ke luar jendela --- Â
hari semakin suram, tak seorang pun menghampiri.
Suara TV menggema tanpa pendengar, Â
di dinding, jam dinding berdetak lambat, Â
berkisah tentang masa yang telah hilang --- Â
masa ketika tawa dan langkah tak lelah mendengar.
Kini, hanya ada bisikan angin lusuh, Â
yang membawa pesan dari mereka yang lupa, Â
bahwa di setiap hela nafas yang rapuh, Â
tersembunyi rasa rindu yang tak terkira.
Mari, jangan biarkan mereka tenggelam dalam sepi, Â
rangkullah mereka dengan kehangatan cerita lama, Â
karena setiap detik yang kita bagi, Â
adalah obat bagi jiwa-jiwa yang sudah terlalu lama menanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H