Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Komodifikasi Hari Kartini

21 April 2024   08:00 Diperbarui: 21 April 2024   08:02 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sejarah berubah menjadi komoditas. (Freepik/jeswin)

Komodifikasi Hari Kartini

Di jaman sekarang ini,
Kartini telah menjadi merek,
dipajang di etalase-etalase hari besar,
di mana perjuangannya dijual
sebagai barang konsumsi.

Namun, di balik kemasan dan slogannya,
ada pertanyaan yang menggantung:
apakah kita telah melupakan,
apa arti sebenarnya
dari pengorbanan yang ia lakukan?

Kita bergumul dalam era
dimana segala sesuatu diukur dengan nilai pasarnya,
Kartini, oh Kartini,
harusnya lebih dari sekedar wajah
pada kertas ujian sekolah
atau kampanye iklan terbaru.

Pendidikan---kata yang sering diucapkan
seiring dengan namanya,
bukan hanya mengenang,
tetapi menghidupkan kembali
nilai-nilai yang ia perjuangkan:
emansipasi, pendidikan, pemberdayaan.

Dan setiap tahun, saat kita memperingatinya,
haruskah kita tidak lebih dari sekadar
menghias jalan dengan bendera dan spanduk,
tanpa benar-benar memahami esensinya?

Kita harus waspada,
agar tidak hanya menjadikannya simbol
tanpa substansi,
agar tidak kehilangan kesempatan
untuk melanjutkan apa yang telah dimulai
di tengah kebisingan pasar dan komersialisasi.

Di sinilah kita,
menghadapi tantangan menjaga warisan Kartini,
di tengah simbolisme yang menyesakkan---
memastikan bahwa sejarahnya
tidak hanya menjadi alat pemasaran,
tetapi sumber inspirasi yang terus hidup,
mendorong perubahan yang berarti
dalam kehidupan kita sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun