Di Ambang Keadilan
Di ambang jendela keadilan,
aku melihat ribuan wajah memudar--- Â
terhapus oleh waktu, terkikis oleh lupa
Di sana, di antara celah-celah ketidakadilan,
tertanam benih harapan yang layu
Bisik angin membawa pesan,
dari mereka yang terbelenggu sunyi,
mereka yang dipaksa diam,
mereka yang terluka oleh ketidakpedulian,
menggema di koridor-koridor kekuasaan
Langkahku gontai, menapak jalan berbatu,
mencari keadilan di antara reruntuhan
Berapa banyak suara yang harus terdengar,
sebelum kebenaran terungkap?
Wanita tua di pasar berbicara,
"Keadilan, anakku, bukan hanya pengadilan,
tapi ketika tidak ada lagi yang tersembunyi,
tidak ada lagi yang harus ketakutan"
Di sela-sela dialog hati dan rasio,
aku menari dengan pena,
menulis setiap nama yang terlupakan,
setiap cerita yang terpendam
Karena di dalam setiap kata,
terdapat kekuatan untuk mengubah,
dan di dalam setiap bisikan,
terdapat peluang untuk membangun dunia baru
Kita, para pencari keadilan,
takkan berhenti di tengah jalan,
karena keadilan yang sejati,
adalah ketika tidak ada lagi yang harus mencarinya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H