Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pulang ke Pangkuan-Nya

12 April 2024   05:00 Diperbarui: 12 April 2024   05:41 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pulang ke Pangkuan-Nya

Dalam hening Ramadan, kau bertanya,
Berapa kali kau lantunkan ayat suci?  
Di sudut masjid, di lipat waktu
Berapa i'tikaf telah lenyap, usai?

Tetapi di ujung doa, ada bayangmu,
Memikul beban rasa yang tak terurai
Ada amarah, duka, dan kesedihan
Yang terus menerus kau genggam, tak lepas

Di euforia Idulfitri, suara takbir bergema
Apakah kata maafmu hanya lirih basa-basi?  
Lalu engkau tatap dirimu, melihat ragamu
Yang penuh pesan cinta dari-Nya, tersembunyi

Tuhan bicara dalam bisik yang kau abaikan
Dalam sakit dan kekacauan, Dia menyeru
Dalam ketidakberesan, Dia memberi isyarat
Cinta-Nya mendalam, bukan untuk menyakitimu

Engkau binatang ternak dengan mulut bisu
Mata buta, telinga tuli, hati yang mati rasa
Tapi ingat, engkau adalah ciptaan sempurna-Nya
Gambaran diri-Nya, khalifah di muka bumi

Kini, di penghujung suci, suara-Nya melirih
"Pulanglah, hamba-Ku, pulang ke pangkuan-Ku."
Seperti orang tua yang rindu pada anaknya yang jauh
Dia rindu pada jiwa yang telah lama terlupa

Mudiklah, bukan hanya ke kampung halamanmu
Tapi ke dalam qalbumu, tempat Dia selalu ada
Bersihkan jiwa, tenangkan hati
Pulanglah... Sebelum waktu memanggilmu pulang

Sidoarjo, 3 Syawal 1445H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun