Fleksibilitas dan Keterlibatan Berkelanjutan dalam Pekerjaan Akademik
Sebagai seorang dosen dan peneliti, saya mengalami dinamika unik dalam pekerjaan saya yang memengaruhi bagaimana saya merasa saat berpindah dari liburan kembali ke pekerjaan.Â
Salah satu aspek paling penting dari pekerjaan akademik adalah fleksibilitasnya. Kemampuan untuk menentukan jadwal sendiri dan seringkali bekerja dari lokasi yang berbeda-beda memberikan kebebasan yang tidak dinikmati oleh banyak profesi lain.Â
Hal ini memungkinkan integrasi yang lebih lancar antara kehidupan profesional dan pribadi, yang dapat mengurangi dampak 'post-holiday blues'.
Selain itu, peran saya sebagai dosen dan peneliti melibatkan keterlibatan berkelanjutan dengan proyek penelitian dan materi pengajaran.Â
Ini berarti bahwa bahkan selama liburan, pikiran saya seringkali tetap terfokus pada topik-topik intelektual yang saya gairahkan.Â
Keterlibatan mental yang konsisten ini dapat mengurangi perasaan putus asa yang banyak orang alami saat kembali dari liburan.Â
Saya sering merasa bersemangat untuk kembali bekerja karena pekerjaan saya erat kaitannya dengan minat pribadi saya dan bukan sekadar sumber penghasilan.
Namun, fleksibilitas ini juga bisa menjadi pisau bermata dua. Meskipun memberikan kebebasan, hal itu juga dapat mengaburkan batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.Â
Hal ini terkadang membuat saya merasa seolah-olah saya tidak pernah benar-benar 'memutuskan hubungan' dari pekerjaan karena pikiran dan proyek saya terus berlanjut, bahkan saat saya tidak berada di tempat kerja secara fisik.