Hari itu, hari Senin yang biasa, suasana perpustakaan terasa tenang, kontras dengan hiruk pikuk siang di luar sana. Saya tenggelam dalam lautan buku, menikmati kesendirian bersama pikiran dan kata-kata.Â
Jam di perpustakaan menunjukkan pukul 13.00, saat itu saya baru saja menyelesaikan makan siang ketika ponsel saya berdering dengan getar yang terasa asing. Panggilan dari nomor tak dikenal mencuri perhatian saya.
"Halo, pak. Saya dari bank X," suara di seberang sana terdengar formal dan sopan, namun ada sedikit kegembiraan yang tersembunyi di dalamnya. "Bapak mendapat cashback dari pinjaman kredit di bank kami."
Saya hampir tertawa, "Ah, penipuan apa lagi ini?" balas saya tanpa basa-basi. Skeptis, saya nyaris menutup panggilan. Tapi, ada sesuatu yang berbeda kali ini.
"Tidak, pak. Ini nyata. Saya bisa datang ke lokasi bapak sekarang untuk membahas lebih lanjut," katanya dengan nada yang meyakinkan.
Dengan rasa penasaran yang tergugah, saya memberitahunya lokasi saya di perpustakaan, di lantai dua. Tidak lama kemudian, seorang pria berpakaian rapi dengan ID bank X muncul, membawa dokumen yang terlihat resmi.Â
Dia menjelaskan tentang program cashback yang mengejutkan akibat penurunan suku bunga.
"Berapa banyak cashback yang saya dapatkan?" tanya saya, masih setengah tidak percaya.
"Dengan bangga, 16,5 juta, pak," jawabnya.
Saya terdiam sejenak, mengolah informasi itu. Uang sebanyak itu bukan jumlah kecil, dan pikiran saya langsung melayang pada berbagai kemungkinan. Jika nanti saya memperbarui kontrak dengan bank, saya menyadari bahwa ini adalah kesempatan langka.