Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Strategi "Diversion" dalam Debat Cawapres

25 Desember 2023   06:00 Diperbarui: 28 Desember 2023   01:40 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Freepik/pressfoto

Appeal to Tradition (Mengacu pada Tradisi): Berargumen bahwa sesuatu harus dilakukan karena telah lama menjadi tradisi atau norma. Meskipun ini bisa berpengaruh, penting untuk menilai apakah tradisi tersebut masih relevan.

Appeal to Emotion (Mengacu pada Emosi): Menggunakan emosi untuk membujuk atau meyakinkan audiens, seperti rasa takut, harapan, atau simpati.

Appeal to Common Belief (Mengacu pada Keyakinan Umum): Menggunakan argumen bahwa sesuatu harus benar karena banyak orang percaya demikian. Ini bisa efektif tetapi harus digunakan dengan hati-hati karena keyakinan populer tidak selalu benar.

Quoting Statistics and Studies (Mengutip Statistik dan Studi): Menggunakan data dan hasil penelitian untuk mendukung argumen Anda. Ini memberikan dasar faktual dan meningkatkan kekuatan argumen Anda.

Use of Rhetorical Questions (Penggunaan Pertanyaan Retoris): Mengajukan pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban tetapi dirancang untuk membuat audiens berpikir atau untuk menekankan poin.

Use of Irony and Sarcasm (Penggunaan Ironi dan Sarkasme): Terkadang digunakan untuk menunjukkan kelemahan argumen lawan atau mengekspresikan kritik dengan cara yang lebih tajam.

Use of Paradoxes (Penggunaan Paradoks): Memperkenalkan paradoks untuk memprovokasi pemikiran atau untuk menyoroti ketidaklogisan atau kontradiksi dalam argumen lawan.

Utilizing Metaphors and Similes (Menggunakan Metafora dan Simile): Ini membantu dalam membuat argumen Anda lebih menarik dan mudah dimengerti dengan membandingkan konsep dengan sesuatu yang sudah dikenal audiens.

Presenting a Dilemma (Menyajikan Dilema): Menempatkan lawan dalam posisi di mana mereka harus memilih antara dua pilihan yang tidak menguntungkan, menunjukkan kelemahan dalam posisi mereka.

Storytelling (Bercerita): Menggunakan cerita atau anekdot untuk menggambarkan poin atau untuk membuat argumen Anda lebih menarik dan relatable bagi audiens.

Establishing a False Dichotomy (Membuat Dikotomi Palsu): Menyajikan dua pilihan sebagai satu-satunya opsi yang ada, sering kali digunakan untuk memaksa audiens memilih sisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun