Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perbedaan Catfishing dan Pen Name

1 Desember 2023   16:08 Diperbarui: 1 Desember 2023   16:31 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis tempo dulu selalu menggunakan nama pena.  (Sumber gambar: Pixabay/Yerson Retamal)

Sementara catfishing adalah bentuk penyalahgunaan kepercayaan, penggunaan nama pena, seperti yang terlihat dalam kasus Agatha Christie yang menulis sebagai Mary Westmacott, umumnya tidak menciptakan korban. 

Christie menggunakan nama pena ini untuk menjelajahi genre penulisan yang berbeda, langkah yang memberikan kebebasan kreatif tanpa merugikan pembaca.

Di sisi lain, nama pena juga memungkinkan penulis untuk menantang norma-norma sosial dan hambatan tanpa risiko langsung terhadap identitas pribadi mereka. 

Misalnya, penulis seperti George Eliot (Mary Ann Evans) menggunakan nama pena berjenis laki-laki untuk memastikan karya mereka dianggap serius dalam masyarakat yang didominasi oleh laki-laki. 

Hal ini menunjukkan bagaimana nama pena dapat berfungsi sebagai alat pemberdayaan, jauh berbeda dari manipulasi yang digunakan oleh catfishers.

Pentingnya memahami perbedaan ini terletak pada kemampuan kita untuk menghargai ekspresi kreatif sambil juga mengenali dan mengatasi risiko penyalahgunaan identitas dalam dunia digital. 

Sementara nama pena menghormati hubungan antara penulis dan pembaca, catfishing merusak kepercayaan dasar yang diperlukan untuk interaksi sosial yang sehat.

Membangun Kesadaran dan Penghargaan terhadap Kreativitas dan Kejujuran

Dalam menghadapi perbedaan antara catfishing dan penggunaan nama pena, masyarakat seharusnya membangun kesadaran yang lebih baik terhadap kedua praktik ini, mengakui perbedaan mendasar mereka, dan memahami dampaknya pada individu dan komunitas. 

Pendidikan tentang keamanan internet dan etika digital bisa menjadi kunci dalam mengatasi masalah catfishing. Ini melibatkan mengajarkan pengguna internet bagaimana mengidentifikasi tanda-tanda peringatan dan melindungi diri dari manipulasi online. 

Di sisi lain, penghargaan dan pengakuan terhadap penggunaan nama pena sebagai alat sastra dan kreatif harus diperkuat. Memahami mengapa penulis seperti Lewis Carroll (Charles Dodgson) menggunakan nama pena membantu kita menghargai kekayaan dan keragaman sastra.

Selain itu, media dan pendidikan harus menekankan pentingnya kejujuran dan transparansi dalam hubungan antarpribadi sambil juga merayakan kebebasan ekspresi dan kreativitas yang diwakili oleh nama pena. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun