Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Mengurai Strategi Politik Indonesia Jelang Pemilu 2024 Melalui Lensa Teori Selektorat

17 November 2023   06:00 Diperbarui: 17 November 2023   17:24 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses bisnis pemilihan umum. (Sumber gambar: Freepik/macrovector)

Seiring mendekatnya Pemilihan Umum (Pemilu) Indonesia pada tahun 2024, dinamika politik di negeri ini semakin memanas. 

Pemilu 2024 tidak hanya menjadi ajang bagi para politisi untuk memperbarui mandat mereka, tetapi juga sebagai cerminan dari perubahan sosial, ekonomi, dan politik yang terjadi di Indonesia selama beberapa tahun terakhir.

Menilik lanskap politik Indonesia menjelang Pemilihan Umum 2024, kita tidak bisa mengabaikan prinsip-prinsip yang diungkapkan dalam "The Logic of Political Survival". 

Karya monumental ini, yang ditulis oleh Bruce Bueno de Mesquita dan koleganya, menawarkan lensa analitis yang tajam untuk mengurai dinamika kekuasaan politik yang rumit dan seringkali terselubung.

Teori Selektorat, seperti yang diuraikan oleh penulis tersebut, memandang sistem politik dari perspektif interaksi antara pemimpin, koalisi pemenang (winning coalition), selektorat (selectorate), dan kelompok yang tidak memiliki hak suara atau disenfranchised.

Pemimpin politik, menurut teori ini, bertujuan untuk tetap berkuasa dengan mendapatkan dan mempertahankan dukungan dari koalisi pemenangnya, yaitu kelompok yang dukungannya esensial bagi pemimpin untuk mempertahankan kekuasaannya.

Dalam konteks Pemilu 2024 di Indonesia, para kandidat dan partai politik dapat dilihat sebagai pemimpin yang berusaha memenangkan dukungan dari berbagai elemen masyarakat untuk membentuk koalisi pemenang mereka.

Strategi yang mereka gunakan mungkin termasuk janji-janji politik, pembangunan program-program yang menarget kelompok tertentu, atau bahkan penggunaan sumber daya negara untuk 'membeli' dukungan.

Teori Selektorat juga menyoroti pentingnya selektorat, yang dalam kasus Indonesia mencakup seluruh pemilih yang terdaftar. Kandidat dan partai politik harus mempertimbangkan keinginan dan kebutuhan kelompok ini, karena mereka memiliki kemampuan untuk mengubah kepemimpinan melalui pemilu.

Dalam mencari dukungan dari selektorat, mereka mungkin menggunakan berbagai strategi, mulai dari kampanye yang berfokus pada isu-isu penting bagi pemilih, hingga pembentukan aliansi dengan kelompok-kelompok tertentu yang dianggap memiliki pengaruh signifikan dalam masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun