Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menggugah Kesadaran Zero Accident dalam Pendidikan

24 Oktober 2023   22:04 Diperbarui: 24 Oktober 2023   22:33 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tanpa kecelakaan dalam pendidikan. Foto: freepik.com

Dalam dunia pendidikan modern, istilah "Zero Accident" tidak lagi hanya sekadar slogan, melainkan suatu urgensi yang harus dikejar. Serupa dengan sektor industri yang berusaha menciptakan lingkungan kerja tanpa kecelakaan, dunia pendidikan juga harus berupaya keras untuk memastikan bahwa seluruh proses belajar-mengajar berjalan tanpa 'kecelakaan.' Di sini, 'kecelakaan' tidak merujuk kepada kecelakaan fisik, melainkan pada kesalahan, ketidaksesuaian, atau kesenjangan yang dapat menghambat pencapaian tujuan pendidikan. Dengan perkembangan teknologi yang cepat dan dinamika perubahan dalam masyarakat, tantangan yang dihadapi dunia pendidikan menjadi semakin kompleks, menjadikan penerapan prinsip "Zero Accident" sebagai suatu keharusan.

Menuju Pendidikan Tanpa 'Kecelakaan': Membangun Dasar dengan Kurikulum yang Relevan

Dalam dunia pendidikan, pentingnya suatu kurikulum tidak dapat dianggap remeh. Kurikulum seringkali berperan sebagai inti dan esensi dari sistem pendidikan, mengarahkan semua proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Namun, apa yang terjadi jika kurikulum yang kita miliki tidak lagi relevan dengan tuntutan zaman? Ketidakrelevanan ini, dalam banyak kasus, dapat dianggap sebagai salah satu bentuk 'kecelakaan' dalam pendidikan.

Kurikulum yang relevan adalah kurikulum yang terus beradaptasi dengan perubahan zaman, teknologi, dan kebutuhan masyarakat. Di era globalisasi dan revolusi industri keempat saat ini, tuntutan pasar kerja, kemajuan pengetahuan, dan kebutuhan peserta didik terus berkembang dengan cepat. Oleh karena itu, kurikulum harus mampu merespons semua perubahan tersebut untuk memastikan lulusan siap bersaing di tingkat global.

Salah satu indikator kunci dari kurikulum yang relevan adalah kesiapannya menghadapi tuntutan pasar kerja. Pasar kerja saat ini membutuhkan lulusan yang tidak hanya menguasai teori, tetapi juga memiliki keterampilan praktis, kemampuan berpikir kritis, dan keterampilan interpersonal lainnya. Dengan kurikulum yang relevan, para peserta didik akan siap untuk memasuki dunia kerja dengan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri.

Selain itu, relevansi kurikulum juga erat kaitannya dengan kemajuan pengetahuan. Pengetahuan berkembang dengan cepat, dan kurikulum harus dapat mengakomodasi perkembangan tersebut. Ini penting untuk memastikan bahwa peserta didik mendapatkan informasi terbaru dan terbaik dalam bidang studi mereka, sehingga mereka dapat mengembangkan pemahaman dan keahlian yang mendalam.

Namun, relevansi tidak hanya berkaitan dengan persiapan peserta didik untuk pasar kerja atau penambahan informasi terbaru ke dalam kurikulum. Pada tingkat yang lebih dalam, relevansi juga tentang memahami kebutuhan dan aspirasi peserta didik. Setiap generasi memiliki keunikannya sendiri dan tantangannya sendiri, dan kurikulum harus mampu memahami dan mengatasi kebutuhan tersebut. Ini memastikan bahwa proses pembelajaran menjadi lebih berarti, menarik, dan efektif bagi peserta didik.

Dalam konteks "Zero Accident" dalam pendidikan, kurikulum yang relevan memainkan peran krusial. Dengan kurikulum yang sesuai, kita dapat meminimalkan potensi 'kecelakaan' seperti kesenjangan antara apa yang diajarkan di sekolah dengan apa yang dibutuhkan di dunia nyata. Dengan demikian, langkah pertama menuju pendidikan tanpa 'kecelakaan' adalah dengan membangun dasar yang kuat melalui kurikulum yang relevan.

Pelatihan Guru sebagai Fondasi Pendidikan yang Bebas dari Kesalahan

Setelah membangun dasar dengan kurikulum yang relevan, langkah berikutnya menuju pendidikan tanpa 'kecelakaan' adalah mempersiapkan para pelaksana utama: para guru. Guru-guru adalah tulang punggung dalam pelaksanaan kurikulum, dan kualitas pengajaran mereka merupakan faktor utama dalam menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar. Oleh karena itu, pelatihan dan pengembangan guru juga sangat penting.

Guru-guru yang terlatih dengan baik memiliki kemampuan untuk menyampaikan materi secara efektif, merespons kebutuhan individu para peserta didik, dan memanfaatkan teknologi dalam proses belajar-mengajar. Di era digital saat ini, kemampuan guru untuk beradaptasi dengan teknologi menjadi sangat penting. Misalnya, penggunaan platform pembelajaran online, aplikasi pendidikan, atau bahkan realitas virtual dalam pengajaran memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus yang dapat diperoleh melalui pelatihan.

Namun, pelatihan guru tidak hanya tentang teknologi. Aspek psikologis dan pedagogis juga harus menjadi fokus. Guru harus dilatih untuk memahami kebutuhan psikologis peserta didik, mengidentifikasi hambatan pembelajaran, dan menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan karakteristik belajar siswa. Pelatihan ini membantu guru untuk menjadi lebih empatik, responsif, dan efektif dalam mendidik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun