Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Saya Setuju Pendapat Anda!

2 Oktober 2023   06:29 Diperbarui: 2 Oktober 2023   07:22 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemampuan untuk memahami dan merespons dengan empati tidak datang dengan mudah. Ini memerlukan latihan, kesabaran, dan introspeksi. Kita harus belajar untuk mendengarkan dengan hati dan pikiran kita, bukan hanya dengan telinga kita. Kita harus berlatih melihat dunia melalui sudut pandang orang lain, merenungkan pengalaman dan perasaan mereka, serta memahami konteks di mana mereka berada.

Dengan pemahaman yang mendalam, kita dapat meruntuhkan dinding-dinding prasangka dan ketidakpahaman. Kita mulai menyadari bahwa, meskipun perbedaan yang ada, ada lebih banyak yang menyatukan kita daripada yang memisahkan kita. Dengan pemahaman ini, kita dapat bekerja sama untuk menemukan solusi atas masalah global, membangun masyarakat yang lebih inklusif, dan menciptakan dunia yang lebih damai dan harmonis.

Namun, untuk mencapai semua ini, kita perlu menginvestasikan waktu, energi, dan perhatian. Pemahaman bukanlah sesuatu yang dapat dicapai dalam semalam, tetapi hasilnya sangat berharga. Masyarakat di mana setiap individu dihargai, dipahami, dan dihormati adalah masyarakat yang sejahtera, damai, dan harmonis.

Dalam rangkaian ini, pemahaman dan empati adalah dua sikap penting yang harus ditanamkan dalam diri setiap individu. Dengan memahami dan mengakui sudut pandang orang lain, kita membangun jembatan pemahaman, memperkuat komunitas kita, dan memajukan kemanusiaan. Mari kita semua berkomitmen untuk menjadikan pemahaman dan empati sebagai inti dari tindakan dan interaksi kita demi kebaikan bersama dan masa depan yang lebih cerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun