Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Maskulinitas Hegemonik Penting dalam Masyarakat Modern?

13 September 2023   08:49 Diperbarui: 13 September 2023   14:31 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kesetaraan gender. Foto: Shutterstock.

Di tengah meningkatnya perhatian terhadap peran gender dalam masyarakat modern, satu konsep telah muncul sebagai pelopor dalam memahami kompleksitas maskulinitas. Dalam sebuah artikel seminal dari jurnal "Gender & Society", berjudul "Hegemonic Masculinity: Rethinking the Concept," yang ditulis pada tahun 2005 oleh R. W. Connell dari University of Sydney, Australia, dan James W. Messerschmidt dari University of Southern Maine, dunia diperkenalkan kepada gagasan yang membingungkan namun sangat penting tentang maskulinitas hegemonik. Dalam makalah ini, kita akan menjelajahi pengantar, temuan, dan kesimpulan dari penelitian ini sambil merenungkan implikasi praktis yang dapat mengubah cara kita memahami gender dalam berbagai aspek kehidupan kita.

Membuka Pemahaman Maskulinitas Hegemonik

Tahun 2005, Connell dan Messerschmidt membawa kita ke dalam sebuah konsep yang mungkin belum begitu familiar pada saat itu: maskulinitas hegemonik. Mereka menjelaskan bagaimana konsep ini, yang pertama kali diperkenalkan dua dekade sebelumnya, telah menjadi salah satu pilar dalam memahami laki-laki, gender, dan hierarki sosial. Artikel ini tidak hanya membawa kita kembali ke akar-akar ide ini, tetapi juga memperkenalkan kita pada berbagai kritik yang telah diajukan terhadap model-model sebelumnya dalam bidang studi gender.

Dalam pengantarnya, kita dapat melihat bagaimana gagasan tentang maskulinitas telah berkembang seiring waktu. Ini melibatkan konsep "maskulinitas keterlibatan" yang diterapkan melalui budaya, institusi, dan persuasi, bukan hanya melalui kekerasan. Oleh karena itu, kita mulai memahami bahwa maskulinitas hegemonik melebihi sekadar kumpulan harapan peran atau identitas tetapi lebih sebagai pola praktik yang mendukung dominasi laki-laki atas perempuan.

Mengungkap Rahasia Maskulinitas Hegemonik

Artikel ini tidak hanya membawa kita ke dalam dunia maskulinitas hegemonik, tetapi juga memberikan wawasan mendalam tentang dampak dan implikasi dari konsep ini. Para penulis menjelaskan bagaimana upaya penelitian yang terus berkembang telah memperluas pemahaman kita tentang maskulinitas hegemonik. Mereka mengungkap konsekuensi dan biaya dari hegemoni ini, membongkar mekanisme yang mendasarinya, dan menunjukkan bahwa ada keragaman yang lebih besar dalam berbagai bentuk maskulinitas.

Temuan penelitian ini memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang bagaimana konsep ini dapat diterapkan dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari. Kita mulai memahami bahwa maskulinitas hegemonik tidak bersifat statis; ia dapat berubah seiring waktu dan berbeda di antara berbagai budaya. Munculnya berbagai bentuk maskulinitas, yang mungkin jauh dari citra laki-laki dominan yang kita bayangkan, memberikan pandangan yang lebih kaya tentang kompleksitas gender.

Membentuk Masa Depan Maskulinitas Hegemonik

Setelah menjelajahi pengantar dan temuan dari makalah ini, kita sampai pada titik penutup yang mengundang kita untuk merenungkan bagaimana konsep maskulinitas hegemonik telah memengaruhi pemikiran dan tindakan dalam berbagai bidang. Dalam beberapa dekade terakhir, ide ini telah diterima dan diterapkan dalam berbagai bidang, mulai dari pendidikan hingga terapi, pencegahan kekerasan, dan bahkan dalam hubungan global.

Namun, ini tidak tanpa tantangan. Konsep maskulinitas hegemonik telah mengalami perubahan seiring penggunaannya dalam berbagai konteks, menghasilkan ketidakpastian dan perbedaan dalam pemahaman. Namun, penting untuk diingat bahwa esensi dari konsep ini terletak dalam memahami dinamika kekuasaan dan pola praktik yang mendukung dominasi laki-laki atas perempuan. Oleh karena itu, kita menolak penggunaan konsep ini yang menyiratkan bahwa maskulinitas hegemonik adalah karakteristik yang tetap atau sifat yang beracun.

Analisis mengenai maskulinitas hegemonik juga sangat relevan dalam konteks isu gender saat ini. Dunia telah menyaksikan pergeseran dari neoliberalisme ke neo-konservatisme di negara-negara maju dan proses globalisasi di negara-negara berkembang. Dalam kerangka ini, pemahaman yang mendalam mengenai maskulinitas dan dominasi gender menjadi semakin penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun