Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gelandangan Partai Politik

10 September 2023   06:45 Diperbarui: 10 September 2023   07:16 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Mohamed Hassan dari Pixabay 

Di panggung politik, kita sering menyaksikan pertarungan sengit antar berbagai partai politik. Mereka bersaing untuk meraih suara pemilih, memenangkan pemilu, dan mengambil alih tampuk kekuasaan. Namun yang menjadi pertanyaan penting yang harus ditanyakan adalah apakah mereka benar-benar melayani masyarakat dengan baik, atau hanya sekedar mencari dana dan keuntungan sesaat untuk diri mereka sendiri? 

Dalam opini kali ini, kita akan mendalami konsep "Gelandangan Partai Politik" yang menggambarkan perilaku partai politik yang terkesan hanya mementingkan kepentingan jangka pendek tanpa memikirkan dampak jangka panjangnya terhadap masyarakat. Meskipun saya tidak akan memerinci partai politik tertentu, saya akan mempertimbangkan pola perilaku yang umum terlihat dalam dunia politik. 

Partai Politik dan Kepentingan Jangka Pendek

Partai politik harus menjadi wadah untuk mengartikulasikan dan mewujudkan visi dan tujuan yang lebih luas bagi masyarakat. Mereka harus berfungsi sebagai pemimpin dalam merancang dan melaksanakan kebijakan yang memajukan kesejahteraan rakyat. Meskipun demikian, sering kali terlihat bahwa partai-partai politik terjebak dalam pola kekhawatiran sesaat yang mengabaikan kebutuhan dan ambisi masyarakat.

Salah satu pola perilaku yang umum adalah perubahan pandangan secara tiba-tiba untuk mendapatkan dukungan politik atau dana. Sebuah partai politik bisa saja mendukung suatu kebijakan tertentu pada saat tertentu, namun dengan cepat mengubah pendiriannya ketika mendeteksi adanya pergeseran opini publik atau perolehan sumber daya keuangan yang lebih besar. Hal ini menimbulkan ketidakstabilan dalam politik dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap partai politik.

Perubahan Pandangan Mendadak

Ketika sebuah partai politik menyatakan dukungannya terhadap suatu kebijakan atau ideologi tertentu, masyarakat mengharapkan dukungan tersebut didasarkan pada keyakinan dan prinsip yang kuat. Namun, kita sering menyaksikan perubahan pandangan yang dramatis dan tiba-tiba.

Misalnya, selama kampanye pemilu, sebuah partai politik mungkin berjanji untuk mengadvokasi kebijakan lingkungan hidup yang ketat agar dapat memperoleh dukungan dari para pemilih yang memiliki kecenderungan terhadap permasalahan tersebut. Namun demikian, setelah memenangkan pemilu, mereka mungkin akan segera mengubah sikap mereka dan menerapkan kebijakan yang lebih pro-industri dengan tujuan mendapatkan dukungan finansial dari perusahaan-perusahaan besar. 

Dampak Ketidakstabilan Politik

Ketidakstabilan kebijakan politik mempunyai dampak yang signifikan terhadap stabilitas politik secara keseluruhan. Ketika partai politik sering berubah pandangan, masyarakat menjadi bingung dan frustasi. Masyarakat mungkin berpotensi melepaskan kepercayaan mereka terhadap pejabat terpilih dan partai politik yang diberi tanggung jawab mewakili mereka.

Parahnya lagi, perubahan kebijakan politik yang tiba-tiba dapat menimbulkan konflik di masyarakat. Pendukung yang merasa dikhianati oleh partai politik yang didukungnya mungkin akan melakukan protes atau bahkan ikut serta dalam tindakan yang merusak ketertiban umum. Hal ini mengancam stabilitas politik dan sosial. 

Kepentingan Pribadi vs. Kepentingan Umum

Ketika membahas "Gelandangan Partai Politik," penting untuk mengeksplorasi perbedaan antara kepentingan pribadi politisi dan kepentingan masyarakat yang seharusnya mereka layani. Seringkali politisi terlalu fokus pada pemenuhan kepentingan pribadinya, termasuk mencapai jabatan tinggi atau mengumpulkan kekayaan pribadi. 

Kepentingan Pribadi

Politisi yang terjebak pada kepentingan pribadi cenderung melakukan segala cara untuk mencapai tujuannya. Mereka mungkin menggunakan partai politik sebagai alat untuk mencapai ambisinya, mengorbankan prinsip dan integritas yang seharusnya mereka junjung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun