Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Berbicaralah yang Konstruktif tentang Politik

8 September 2023   06:13 Diperbarui: 11 September 2023   08:07 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Dalam konteks perdebatan politik, kita sering kali terjebak dalam emosi yang intens. Terutama ketika membahas calon presiden dan wakil presiden beserta koalisi partai politik yang mereka pimpin. Saat itulah kita cenderung tersesat dalam diskusi yang penuh dengan perasaan dan fanatisme. Namun, sangat penting bagi kita untuk selalu mengingat betapa pentingnya menjaga ketenangan batin, netralitas, dan integritas saat membahas masalah politik.

Berdasarkan pemikiran ini, opini saya ini akan mencoba menjelaskan pentingnya membahas calon presiden, wakil presiden, dan koalisi partai politik dengan cara yang lebih diplomatis dan menarik. Dalam konteks ini, kita harus menghindari terperangkap dalam perang kata-kata, dan sebaliknya, membangun diskusi yang konstruktif dan informatif.

Pentingnya Netralitas

Ketika membahas politik, sangat penting untuk menjaga netralitas. Terlalu sering kita biarkan emosi mengambil alih dan kecenderungan untuk mengutuk lawan politik kita. Ini adalah kesalahan yang sangat berbahaya, karena dapat menciptakan perpecahan yang lebih dalam dalam masyarakat kita. Kita harus ingat bahwa setiap individu memiliki pandangan politik dan nilai-nilai yang berbeda, dan itulah yang membuat demokrasi begitu berharga dan penting.

Dalam menyatakan pendapat kita, kita harus memberikan ruang untuk pandangan yang berbeda. Ini adalah inti dari diskusi yang sehat dan demokratis. Netralitas bukanlah kelemahan, melainkan tanda kedewasaan dalam berpolitik. Jika kita ingin memengaruhi pendapat orang lain, kita harus melakukannya dengan cara yang logis dan meyakinkan, bukan dengan menggunakan kata-kata kasar atau menghina lawan politik kita.

Prioritas pada Data Pendukung

Ketika membahas calon presiden, wakil presiden, dan koalisi partai politik, kita harus selalu memberikan prioritas pada data pendukung. Terlalu sering kita melihat orang membuat klaim tanpa dasar hanya karena klaim tersebut sejalan dengan pandangan politik mereka. Ini adalah bentuk manipulasi yang tidak sehat dalam perdebatan politik.

Sebagai penulis, kita memiliki tanggung jawab untuk mencari fakta dan data yang akurat, serta menggunakan informasi tersebut sebagai dasar argumen kita. Ketika kita menghadapi pendapat yang berbeda, kita harus bersedia untuk berdiskusi berdasarkan data, bukan hanya emosi atau ideologi semata.

Mendorong Ketenangan dan Kedamaian

Penting untuk diingat bahwa politik adalah tentang membangun masyarakat yang lebih baik. Oleh karena itu, kita harus berusaha untuk mendorong ketenangan dan kedamaian dalam diskusi politik kita. Jangan biarkan perbedaan politik memecah belah masyarakat kita. Sebaliknya, mari kita mencari titik persamaan dan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.

Ketika menulis atau berbicara tentang calon presiden, wakil presiden, atau koalisi partai politik, kita harus menekankan pesan-pesan yang menyatukan, bukan memecah belah. Kita dapat menyoroti ide-ide positif dan solusi yang dapat membawa perubahan yang baik dalam masyarakat kita. Ini adalah cara yang lebih efektif untuk memengaruhi pendapat orang lain daripada kritik yang tak henti-hentinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun