Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Love

Mitos "Happily Ever After" dalam Kehidupan Pernikahan

5 September 2023   14:48 Diperbarui: 5 September 2023   14:52 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Mabel Amber dari Pixabay

Pernikahan adalah salah satu kelembagaan sosial tertua yang ada di dunia. Seiring waktu, kita telah diprogram oleh budaya pop, novel, dan film tentang kisah cinta dengan akhir yang bahagia: "dan mereka hidup bahagia selamanya." Tapi, apakah konsep "happily ever after" benar-benar ada di kehidupan nyata?

Konsep terkenal tentang "happily ever after" atau keadaan hidup bahagia selamanya adalah sebuah kekeliruan yang dibuat-buat, dibangun dengan cermat dan dilestarikan oleh budaya kita. Konsep ini sering kali berkonotasi dengan anggapan yang sudah terbentuk sebelumnya bahwa begitu seseorang menemukan pasangannya yang "cocok", kebahagiaan sejati akan terjadi tanpa henti dan tanpa usaha. Namun, hakikat pernikahan jauh lebih rumit dan beragam dibandingkan konsep di atas.

Pernikahan bukan sekedar tujuan, tapi sebuah perjalanan. Penting untuk dipahami bahwa adalah sebuah kesalahan jika pasangan berasumsi bahwa tantangan mereka akan hilang begitu saja setelah menikah. Namun kenyataannya, pernikahan menandai dimulainya sebuah perjalanan baru, penuh dengan tantangan dan kesulitan tak terduga yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya.

Dalam masyarakat modern, cinta romantis seringkali dianggap sebagai landasan utama pernikahan. Film dan novel membuat kita percaya bahwa cinta romantis adalah kunci pernikahan yang bahagia. Namun, cinta romantis, dengan segala gairah dan intensitasnya, seringkali hanya bersifat sementara. Sebaliknya, banyak pasangan yang sudah lama menikah mengatakan bahwa rahasia kebahagiaan mereka terletak pada persahabatan yang mendalam dengan pasangannya.

Persahabatan dalam pernikahan berarti menghormati pasangan sebagai individu, memahami dan menerima kekurangannya, serta berbagi tawa, kesedihan, mimpi, dan ketakutan bersama. Persahabatan menciptakan ikatan yang dalam dan langgeng yang mampu bertahan dalam ujian waktu, tantangan hidup, dan bahkan ketika gairah romantis memudar.

Cinta romantis, meski indah, seringkali hanya bersifat sementara. Seiring berjalannya waktu, gairah awal mungkin memudar dan digantikan oleh kenyamanan dan kebiasaan. Meskipun beberapa pasangan berhasil mempertahankan gairah mereka, banyak yang merasa mereka telah kehilangan gairah dan perasaan awal tersebut. Jika sebuah pernikahan didasarkan pada persahabatan yang kuat, pasangan tersebut memiliki dasar yang kuat untuk menghadapi dan mengatasi segala perubahan atau rintangan yang mungkin timbul dalam hubungan mereka.

Pentingnya persahabatan dalam pernikahan tidak berarti bahwa cinta romantis tidak memiliki makna. Cinta yang romantis bisa menjadi katalisator yang mempersatukan dua individu, namun persahabatan adalah landasan yang menjamin kesatuan mereka. Kedua unsur ini idealnya harus berjalan beriringan dalam pernikahan.

Lantas, apakah konsep "happily ever after" benar-benar hanya mitos belaka? Tidak sepenuhnya. Kebahagiaan dalam rumah tangga bukan sekedar anugerah, melainkan sebuah harta berharga yang menuntut usaha yang tak tergoyahkan. Untuk mencapai "happily ever after", pasangan harus berkomitmen untuk terus mengembangkan persahabatan mereka, berkomunikasi dengan jujur, dan bekerja sama melalui tantangan yang datang.

Dalam masyarakat kita yang bergerak cepat dan sering kali berada di permukaan, kita mungkin tergoda untuk mencari solusi instan menuju kebahagiaan. Namun, kebahagiaan sejati dalam pernikahan datang dari kemauan untuk berinvestasi dalam hubungan kita, untuk terus mengembangkan persahabatan kita dengan pasangan, dan untuk mengatasi tantangan bersama.

Singkatnya, perlu untuk disadari bahwa meskipun cinta romantis sangat penting dalam tahap awal suatu hubungan, persahabatanlah yang merupakan landasan untuk mencapai kebahagiaan jangka panjang dalam pernikahan. Untuk mencapai konsep "happily ever after" yang kita cita-citakan, penting bagi kita untuk mengabaikan mitos yang digambarkan dalam budaya populer dan memusatkan upaya kita untuk membina dan membangun hubungan yang mendalam dan signifikan dengan pasangan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun