Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Artikel Utama

Mengungkap Risiko Kecerdasan Buatan dalam Kedokteran

5 September 2023   05:59 Diperbarui: 10 September 2023   14:15 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi artificial intelligence atau kecerdasan buatan dalam dunia kesehatan. Manfaat teknologi AI di rumah sakit di Indonesia akan memudahkan dokter mendiagnosis penyakit hingga sistem pelayanan kesehatan lainnya.(Sumber: SHUTTERSTOCK/EPStudio20 via kompas.com) 

Belakangan ini, terjadi lonjakan pesat dalam penerapan kecerdasan buatan (AI) ke dalam berbagai aspek kehidupan kita. Dari situs web perjalanan hingga pendidikan, teknologi ini telah memantapkan dirinya sebagai aset yang berharga. 

Bidang yang dengan cepat mengadopsi AI adalah kedokteran. Rumah sakit telah memperkenalkan chatbot medis Google, dan ChatGPT, yang dibuat oleh OpenAI, juga memberikan panduan medis. 

Meskipun demikian, kecepatan ini membawa risiko, terutama ketika teknologinya belum sepenuhnya berkembang.

Pada pandangan pertama, gagasan untuk mendapatkan panduan layanan kesehatan dari entitas mesin yang didukung AI mungkin tampak menarik. 

Namun, apa jadinya jika teknologi ini, meskipun mempunyai potensi, memberikan solusi yang salah dan berpotensi membahayakan nyawa? Ini adalah pertanyaan penting yang diajukan oleh hasil penyelidikan yang dilakukan oleh sekelompok ahli di industri kesehatan.

Penelitian telah diungkap yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Oncology, menegaskan ketidakmampuan ChatGPT untuk memberikan rekomendasi pengobatan kanker yang akurat. 

Dalam penelitian ini, para peneliti menggunakan 104 pertanyaan terkait kanker paru-paru, prostat, dan payudara. Mereka membandingkan tanggapan ChatGPT dengan panduan pengobatan kanker dari National Comprehensive Cancer Network (NCCN).

Hasil penelitian ini mengagetkan. Sebanyak 34,3 persen dari tanggapan ChatGPT tidak sesuai dengan pedoman NCCN. 

Lebih dari sepertiga dari pertanyaan yang diajukan kepada ChatGPT menghasilkan rekomendasi pengobatan yang tidak akurat atau tidak sesuai dengan protokol medis yang mapan. 

Statistik ini mengungkap dampak berisiko dari terlalu mengandalkan AI yang belum sepenuhnya berkembang dalam konteks medis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun