Ketika kesialan menimpamu, itu bukan bencana. Ia hanya tanda kemujuran yang akan datang bertubi-tubi ke arahmu setelah itu. Cukuplah kamu sambut dengan perasaan gembira.
Sebut saja namanya Andi. Dia adalah contoh nyata dari teori bahwa "kesialan adalah tanda keberuntungan yang akan datang." Jangan kira dia pesimis, dia adalah orang yang paling optimis di dunia, mungkin sedikit terlalu optimis.
Suatu hari, Andi bangun pagi dengan suara 'klek' dari sandal jepitnya yang putus. "Ah, ini tanda baik! Hari ini pasti hari yang istimewa!" kata Andi sambil mengikatkan tali rafia pada sandalnya.
Setelah itu, dia pergi ke warung kopi. Baru saja duduk, kursinya patah. "Wow, berarti aku akan mendapatkan kursi yang lebih baik di tempat lain!" ujarnya sambil membayar dan berjalan keluar dengan senyum lebar.
Sampai di kantor, dia menyadari bahwa ia meninggalkan laptopnya di rumah. "Ini pasti karena ada sesuatu yang lebih penting yang harus saya lakukan di kantor tanpa laptop!" pikirnya. Ternyata, hari itu bosnya marah-marah karena Andi tidak bisa menyelesaikan tugasnya tanpa laptop. Tapi Andi tetap senyum. "Ini tanda pasti, besok aku akan mendapatkan promosi!"
Keesokan harinya, Andi mendapat email dari bosnya. "Mau promosi ke surga atau gimana, Andi? Datang ke ruanganku, sekarang juga!" Andi berlari ke ruangan bos sambil membayangkan kenaikan gaji, bonus, dan liburan gratis. Namun apa yang didapat? SP1 (Surat Peringatan 1).
"Ah, SP1! Ini pasti singkatan dari Super Promosi 1! Besok pasti SP2, Super Promosi 2!" pikirnya sambil meninggalkan ruangan bos dengan langkah gembira.
Ketika pulang kantor, dia menemukan bahwa mobilnya ditarik oleh petugas karena parkir sembarangan. "Ini pasti karena Tuhan ingin aku berolahraga! Sehat itu mahal!" kata Andi sambil berjalan pulang.
Sesampainya di rumah, Andi mendapati atapnya bocor dan air menetes ke sofa kesayangannya. "Ini adalah cara alam mengatakan bahwa aku butuh sofa baru dan atap yang lebih bagus!" ujarnya sambil menyiapkan ember.
Jadi, kesimpulannya, Andi memang selalu sial. Tapi dalam setiap kesialan, dia selalu menemukan benih-benih keberuntungan yang dia yakin akan tumbuh suatu hari nanti. Sampai saat ini, benih-benih itu belum tumbuh. Tapi siapa tahu? Mungkin saja keberuntungan Andi sedang menunggu waktu yang tepat untuk meledak seperti kembang api di langit kehidupannya.