Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Mengenalkan Filsafat kepada Anak Usia Dini: Mengapa dan Bagaimana

30 Agustus 2023   19:22 Diperbarui: 31 Agustus 2023   16:09 1772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay 

 

Mari kita jelajahi bersama mengapa memperkenalkan filsafat pada usia dini memiliki makna yang luar biasa. Anak-anak usia taman kanak-kanak adalah para penjelajah muda yang haus akan pengetahuan dan penuh rasa ingin tahu. Inilah mengapa menjalankan pelayaran filsafat pada tahap ini bisa menjadi anugerah bagi pertumbuhan intelektual dan emosional mereka.

Konon, ada ungkapan bijak yang mengatakan, "Dari mulut bayi dan anak-anak kecil, engkau menyusun kekuatan." Tidak ada waktu yang lebih tepat daripada masa awal ini untuk memulai perjalanan filsafat.

Di sinilah pondasi-pemikiran kritis dan penalaran dimulai. Pertanyaan-pertanyaan yang terlontar seperti bunga-bunga kecil di taman pikiran mereka, siap untuk berkembang menjadi pohon-pohon besar pemikiran.

Seperti membuka jendela pikiran, kita menghadapkan mereka pada konsep-konsep sederhana dalam filsafat. Seperti rasa ingin tahu yang membawa mereka untuk mengetahui mengapa langit biru atau mengapa harus jujur. Cerita-cerita yang mereka kenal menjadi jalan pintas yang cerdas untuk memperkenalkan ide-ide filosofis dalam bahasa mereka sendiri.

Lihatlah permainan sebagai guru tak terlihat. Dalam dunia permainan, anak-anak belajar tanpa henti. Mari kita masukkan unsur-unsur berpikir ke dalam permainan, dan lihatlah mereka menerapkan konsep-konsep filsafat dalam perburuan petualangan mereka. Mereka menjadi pemikir kritis dalam menjawab teka-teki dan merancang strategi dalam game, memupuk kerangka pikiran yang kuat.

Melalui pandangan filsafat, mereka merenungkan dunia dengan keterbukaan. Mereka belajar untuk menghormati berbagai pandangan dan menyadari bahwa jawaban-jawaban sering tidak hitam atau putih. Ini bukan hanya sebuah pelajaran, tetapi suatu kebijaksanaan hidup yang tumbuh dalam diri mereka.

Mengapa kita perlu berbicara tentang kebaikan dan empati? Karena filsafat adalah tentang hidup, bukan hanya pengetahuan. Membawa mereka merenungkan etika dasar membantu membentuk karakter yang baik dan peduli.

Dengan memahami bagaimana memperlakukan orang lain dengan baik, anak-anak menjadi penerang dalam dunia yang semakin kompleks ini.

Mari kita alami filsafat dalam aksi sehari-hari. Anak-anak memerlukan hubungan yang konkret antara konsep-konsep abstrak dan pengalaman mereka sendiri. Dalam hal ini, kita dapat melihat pengenalan filsafat sebagai peta jalan untuk navigasi dalam kehidupan mereka yang sedang berkembang.

Orang tua dan guru adalah penyelamatan dalam pelayaran ini. Dengan membentuk lingkungan yang mendukung, mereka memberikan sarana untuk pertumbuhan pemikiran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun