Di dalam ruangan bersih dan tertata rapi yang menjadi ruang kerjanya, Dr. Ihsan duduk di belakang meja kayunya yang besar sambil memutar arloji tua peninggalan ayahnya. Ia merenung, menatap angka dan jarum arloji yang bergerak dengan lambat, mencoba memutar kembali waktu.
Dulu, ketika ia mengajar di kelas pagi, Sonia, mahasiswinya, selalu duduk di baris pertama, mencatat dengan tekun dan kadang mengajukan pertanyaan yang menantang. Setiap hari, Sonia ada di sampingnya, kadang dalam diskusi kelas, kadang dalam konsultasi skripsi. Sonia bukan hanya mahasiswi baginya, ia adalah sandaran, pendorong semangat saat Ihsan merasa lelah dengan beban akademik dan kehidupan.
Namun, suatu hari, Sonia menghentikan semuanya. Tanpa sebab yang jelas, ia memutuskan untuk mengambil cuti dari studinya dan meninggalkan kampus. Ihsan tersadar, ia ditinggal sendiri. Tak ada lagi tawa ceria Sonia atau pertanyaannya yang membuatnya berpikir keras. Ia hanya bisa merenungi kenangan itu, berharap bisa memutar kembali waktu seperti dulu.
Air mata menggenang di matanya, bukan hanya karena ia merasa kehilangan, tapi karena ia tahu betul ada sesuatu yang tak terungkap di antara mereka. Ia memang pernah merasa bahagia, namun semuanya hilang begitu saja.
Sonia, di sisi lain, merasa terluka dan menangis setiap malam. Meskipun keputusan untuk meninggalkan kampus adalah keputusannya, ada sesuatu yang ia sesali. Ketika ia berbicara dengan Ihsan sebelum pergi, Sonia berjanji bahwa suatu saat mereka akan bertemu lagi.
Sebulan berlalu, Ihsan mendengar kabar bahwa Sonia akan kembali ke kampus. Hati Ihsan berdebar, ia ingin bertemu dengannya, tapi juga takut dengan apa yang mungkin terjadi.
Ketika mereka akhirnya bertemu di kafe favorit mereka, keduanya merasa gugup. Sonia dengan mata berkaca-kaca berkata, "Aku tak ingin cinta kita usai di sini, tapi mungkin inilah jalannya. Kita harus berpisah untuk sementara waktu."
Mereka berdua tahu bahwa meski jarak memisahkan, cinta mereka tidak akan pernah usai. Dan keduanya berharap, suatu saat nanti, mereka akan kembali bersama, seperti yang Sonia ucapkan sebelum ia pergi.
Ketika Sonia kembali ke kelas Ihsan, mereka memilih untuk memulai dari awal. Mereka menghargai setiap momen, dan berjanji untuk tidak pernah membiarkan masa lalu menghalangi cinta mereka di masa depan.
Terinspirasi dari lagu Keisya Levronka "Tak Ingin Usai"