Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dosa Romantika

29 Agustus 2023   01:01 Diperbarui: 29 Agustus 2023   01:18 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay 

Lara adalah seorang mahasiswi yang cerdas dan penuh gairah dalam bidang seni. Ia selalu terpesona dengan metode mengajar Dr. Aldi, dosen muda yang baru saja bergabung di fakultasnya. Dr. Aldi, dengan paras tampan dan bicara yang fasih, seakan menjadi magnet bagi para mahasiswi, termasuk Lara.

Pada suatu ketika, Lara mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi pribadi bersama Dr. Aldi mengenai skripsi yang sedang ia garap. Sebuah kedekatan mulai terjalin. Dari diskusi akademik, beralih ke obrolan ringan tentang kehidupan, musik, dan impian. Lara mulai menyadari bahwa ia jatuh hati kepada dosen ini. "Sampai saat ini tak terpikir olehku, aku pernah beri rasa pada orang sepertimu," gumam Lara dalam hati.

Namun, Dr. Aldi memiliki satu sisi yang tidak diketahui banyak orang. Setiap senyuman, tutur kata yang sempurna, dan keramahannya ternyata hanyalah topeng. Ia terkenal sebagai pria playboy di kalangan teman-temannya. Tak sedikit wanita yang jatuh ke pelukannya, termasuk mahasiswi.

Dengan rasa percaya diri yang mendalam, Lara mulai mengungkapkan perasaannya. "Seandainya sejak awal tak kuyakinkan diriku," katanya sambil menatap mata Dr. Aldi. Namun, reaksi Aldi tak seperti yang diharapkan. Ia tersenyum sinis dan menjauh. "Aku bukanlah orang yang tepat untukmu," ujarnya dingin.

Lara, yang merasa diberi harapan oleh Aldi, merasa hancur. Ia merasa telah tertipu oleh tutur dan cara Aldi yang manis. "Bagaimana dengan aku terlanjur mencintaimu? Yang datang beri harapan, lalu pergi dan menghilang," sesal Lara.

Beberapa hari kemudian, Lara mendengar kabar bahwa Dr. Aldi telah pindah ke universitas lain tanpa pemberitahuan. Lara pun merasa semakin sakit hati. "Tanpa sedikit alasan, pergi tanpa berpamitan. Takkan kut'rima cinta sesaatmu," katanya dengan mata berkaca-kaca.

Namun, kehidupan harus terus berjalan. Lara memutuskan untuk melupakan Dr. Aldi dan fokus pada studinya. Dengan dukungan dari teman-temannya, ia berhasil menyelesaikan studinya dengan gemilang dan memulai kehidupan baru yang lebih baik. Meskipun hatinya pernah terluka, Lara percaya bahwa cinta sejati masih menunggunya di suatu tempat.

* Terinspirasi lagu Mahalini "Sial" *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun