Mohon tunggu...
Syahidulhaqq
Syahidulhaqq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Solo.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

maraknya kaum lgbt di indonesia

6 Januari 2025   15:00 Diperbarui: 6 Januari 2025   14:59 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

MARAKNYA KAUM LGBT DI INDONESIA

By: Muhammad Syahidul Haqq

LGBT merupakan sebuah akronim dari Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender. Fenomena ini terjadi ketika seseorang tertarik kepada sesama jenisnya entah dalam hal emosional, romantis, maupun seksual. Selain tertarik kepada sesame jenisnya kaum LGBT ini juga merupakan orang orang yang mengubah gendernya dari yang seharusnya. Misalnya, seseorang yang lahir dengan jenis kelamin pria tetapi merasa dirinya adalah seorang Wanita, begitu juga sebaliknya.

Konsep LGBT ini ternyata sudah terjadi dari sejak zaman peradaban kuno ketika praktik homoseksual dianggap wajar saja untuk terjadi. Salah satunya pada peradaban Yunani dan Romawi Kuno ketika pria dewasa memiliki hubungan dengan pemuda yang dianggap sebagai bagian dari suatu hubungan sosial dan pendidikan. Pada akhir abad ke-19 dalam literatur medis dijelaskan bahwa homoseksualitas ini merupakan suatu penyakit mental yang diderita seseorang dan bukanlah identitas secara alami dari seseorang. Pada zaman kontemporer ini pun perlu disayangkan bahwa sudah banyak negara yang melegalkan hubungan pernikahan sesama jenis. LGBT pun mulai marak beredar di Indonesia dan para kaum LGBT mulai terang terangan menunjukkan identitas mereka di Indonesia, seperti ketika para komunitas LGBT menggelar sebuah pesta di Kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada malam Tahun Baru 2025, Selasa 31 Desember 2024. Menurut survey yang dilakukan SMRC (Saiful Mujani Research and Consulting) terdapat 44,5% Masyarakat Indonesia yang setuju bahwa LGBT harus dihargai sebagai manusia, hal ini menunjukkan bahwa sudah banyak sekali Masyarakat Indonesia yang mendukung adanya LGBT di Indonesia.

 LGBT memberikan banyak sekali dampak negatif untuk entah untuk perorangan nya itu sendiri ataupun untuk banyak orang berikut ialah beberapa dampak negative dari LGBT:

  • Dampak Kesehatan

  • Penyakit Menular Seksual: Individu dalam komunitas LGBT, khususnya pria yang berhubungan seks dengan pria (MSM), memiliki risiko tinggi terkena penyakit menular seksual (PMS). Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 70% pasangan homoseksual sangat rentan terhadap PMS.
  • Kanker: Ada peningkatan risiko kanker anal dan mulut di kalangan pria yang melakukan hubungan seks anal dan oral.
  • Meningitis: Infeksi seperti meningitis juga lebih umum terjadi di antara individu dengan gaya hidup seks bebas, yang sering ditemukan dalam komunitas LGBT.

  • Dampak Terhadap Generasi

  • Aktivitas LGBT dinilai dapat mengancam keberlanjutan generasi karena hubungan sesama jenis tidaklah dapat menghasilkan keturunan yang merupakan hakikat daripada makhluk hidup itu sendiri.

  • Solusi yang dapat dilakukan untuk menangani fenomena LGBT ialah melalui beberapa pendekatan antara lain:

  • Pendekatan Kesehatan
  • Pendidikan Kesehatan: Meningkatkan pemahaman tentang penyakit menular seksual (PMS) dan HIV/AIDS di kalangan remaja dan masyarakat umum untuk mengurangi risiko infeksi
  • Konsultasi Psikologis: Menyediakan layanan konsultasi psikologis bagi individu yang mengalami kebingungan identitas seksual, dengan pendekatan yang sensitif dan berbasis pada pemahaman agama.

  • Pendekatan Sosial
  • Sosialisasi Bahaya LGBT: Melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam sosialisasi mengenai bahaya perilaku LGBT serta dampaknya terhadap kesehatan mental dan fisik.
  • Pusat Kajian dan Penanggulangan: Mendirikan pusat kajian di perguruan tinggi untuk penelitian dan pengobatan bagi individu LGBT, serta memberikan bimbingan yang komprehensif.

  • Kebijakan Pemerintah
  • Peraturan Daerah: Mengembangkan peraturan daerah yang berfokus pada pencegahan perilaku menyimpang dengan pendekatan berbasis klinis dan sosial.
  • Kerjasama Lintas Sektor: Mendorong kerjasama antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan komunitas untuk menciptakan program-program pencegahan yang efektif.

Implementasi dari solusi solusi yang terdapat diatas tentu memerlukan dukungan dariberbagai pihak termasuk pemerintah, Masyarakat dan juga sekolah untuk menciptakan lingkungan yang aman serta memberantas LGBT yang ada di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun