Mohon tunggu...
Syahid Putra
Syahid Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - "Manusia dalam pencarian jati diri"

Lahir pada tanggal 3 maret 2002, di kota wonogiri. Hidup sebagai pelajar.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Trend Buruk Anak-anak di Bulan Ramadan

21 April 2021   15:00 Diperbarui: 21 April 2021   15:24 2383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan ramadan adalah bulan yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat muslim, karena bulan ini dipercaya merupakan bulan yang suci dan penuh keberkahan. Tentu kita sebagai umat muslim tahu bahwa di bulan ini ada sebuah kewajiban yang harus di jalani, yang mana hal itu merupakan salah satu keutamaan dari rukun islam, yaitu berpuasa dan shalat. Namun pada kesempatan kali ini pembahasannya bukan mengenai puasa dan shalat ataupun sunnah-sunnahnya, tetapi mengenai trend dan kebiasaan anak-anak pada bulan ramadan kali ini ketika menjalankan shalat wajib atau shalat tarawih.

Di bulan suci ramadan tahun ini kegiatan shalat tarawih berjalan dengan baik walaupun kita masih mengalami pandemi yang tak kunjung reda. Akan tetapi secara tiba-tiba muncul sebuah trend dimana hal ini terbilang mengganggu bahkan merusak adanya moral dan etika dalam melaksanakan kegiatan keagamaan. Beredar di sosial media berupa vidio seorang anak yang melakukan hal tak senonoh sewaktu menjalankan shalat tarawih, dalam vidio itu terlihat jelas bahwa anak itu melakukan sebuah gaya push up atau gaya breakdance pada saat melakukan gerakan sujud, hal ini sontak menjadi perdebatan netizen, ada yang memberi tanggapan negatif seperti “Bocil epep meresahkan” ataupun tanggapan yang mengundang gelak tawa seperti “Dia malah breakdance dong..” .

emoticon-607fe107349d1d106775e762.jpeg
emoticon-607fe107349d1d106775e762.jpeg
freefire-607fe114349d1d103502be12.jpeg
freefire-607fe114349d1d103502be12.jpeg
Dikabarkan munculnya trend ini disebabkan oleh game online mobile, yaitu game yang berjudul Free Fire, game ini adalah game yang mengusung tema permainan Battle Royale melalui mekanisme TPS (Third Person Shooter). Pada game ini terdapat fitur emoticon yang berfungsi sebagai wujud ekspresi player saat sedang bermain. Namun tidak disangka-sangka fitur yang bertujuan untuk mengekspresikan diri itu malah memberi dampak negatif pada pemainnya, yaitu anak-anak di bawah umur. Peran media digital yang sangat mudah dan tergapai di kalangan mana pun juga disalah gunakan, sehingga trend ini dapat menyebar dengan luas dan cepat.

Dengan terjadinya hal negatif seperti ini, apalagi sampai mempermainkan kegiatan keagamaan yang suci, maka kita sebagai orang dewasa atau orang tua dapat memberi sebuah bimbingan yang lebih baik dalam menanggapi adanya perkembangan zaman yang dapat merusak moral dan etika anak-anak, karena anak-anak di bawah umur masih sangat rentan terhadap pengaruh hal-hal baru dan hal-hal yang menarik perhatian, hingga pada akhirnya mengikuti hal tersebut. 

Seharusnya peran orang tua dewasa ini dapat melakukan adanya pembatasan keras terhadap permainan yang dapat mempengaruhi pola fikir anak-anak di bawah umur dan adanya pembatasan media digital baik itu smartphone, laptop, dan gadget-gadget lainnya, karena dari hal-hal ini lingkungan sekitar dapat menjadi sebuah korban yang nyata dan menyebar dengan cepat. Sehingga pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas generasi muda bangsa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun