Transformasi Digital dalam Dunia Keuangan Indonesia
Empat tahun terakhir sejak awal pandemi telah menciptakan tantangan yang signifikan bagi berbagai industri, termasuk industri pembayaran digital. Namun era ini juga ditandai dengan lonjakan inovasi dan transformasi digital.
Di era digitalisasi, masyarakat harus mampu beradaptasi dan mengikuti perkembangan terkini khususnya di bidang teknologi informasi. Industri perlu menjalani transformasi digital (TD) untuk menjalankan fungsi bisnis seperti pemasaran dan distribusi produk akhir yang diproduksi.
Menurut data BPS dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) (BPS. 2019, 2020, 2021), tingkat penetrasi Internet (IP) Indonesia meningkat pesat pada tahun 2018. Angka tersebut meningkat dari 21,98 menjadi 53,73 menjadi 4.444 per 100 orang pada tahun 2015.
Jumlah penduduk pada tahun 2020 sebanyak 100 orang. Dalam hal IP (RT) rumah tangga, 78,17% rumah tangga memiliki akses internet pada tahun 2020, naik dari 41,98% pada tahun 2015.Peningkatan jumlah pengguna Internet di rumah tangga bertepatan dengan peningkatan jumlah rumah tangga.
Jumlah pengguna internet seluler mencapai 62,84% antara tahun 2016 dan 2020. Pada tahun 2020, 89,09 persen rumah tangga di Indonesia memiliki atau sedang menggunakan setidaknya satu nomor ponsel yang valid. Angka ini meningkat dari hanya 88,04 persen pada tahun 2015 (“Transformasi Digital Ibu: Cerita dari Indonesia”, 2022).
Hal ini mendorong masyarakat untuk memasuki era digital, namun tidak hanya masyarakat tetapi juga industri fintech khususnya layanan dompet digital harus terus memajukan transformasi digital agar dapat terus memenuhi permintaan pelanggan di era digital.
Fintech terus berinovasi, baik itu mengembangkan produk yang fleksibel maupun mengembangkan cara yang lebih baik untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat.
Permasalahan ini mencakup kesulitan akses; Fintech juga dapat menjadikan layanan keuangan lebih terjangkau dan mudah diakses, meningkatkan pengalaman pelanggan, meningkatkan penggunaan dan interaksi, dan memungkinkan verifikasi identitas digital yang lebih mudah, uji tuntas pelanggan kolaboratif, berbagi data dan sistem pembayaran, dll.
Kami sedang membangun landasan untuk mempercepat berbagai layanan keuangan .contohnya pada tahun 2019, angka inklusi di Jawa Tengah sebesar 66,23, meningkat dari tahun survei OJK sebelumnya sebesar 12,33%. Dari hasil survei dan wawancara, fintech berperan penting dalam mencapai inklusi keuangan di Indonesia.
Booming Dompet Digital di Indonesia
Dompet Digitak (E-wallet) merupakan layanan aplikasi yang memudahkan penggunanya melakukan berbagai aktivitas perdagangan. Pengguna dapat dengan mudah melakukan transaksi melalui aplikasi yang merupakan merchant resmi yang terdaftar. Pengguna e-wallet menerima penawaran, promosi, dan diskon dari penyedia layanan (Ni'mah & Yuliana, 2020).