Jakarta Lawyers club kali ini ( selasa, 7 feb 2012) mengangkat tema " Setelah Angie, Anas dibidik". Hadir pada acara ini para politisi dari partai demokrat, anggota komisi 3 DPR, para pengacara dan pakar hukum. Komisioner KPK yang diundang dalam acara ini, tak satu pun yang menghadirinya. Sungguh saya tidak tertarik dengan debat kusir para politisi pada acara ini, cenderung membela diri dengan logika yang dipaksakan khas para politisi. Apalagi ketika terjadi debat antara Sutan Bhatoegana politisi demokrat, dengan Akbar faisal, poltisi dari partai hanura, pembahasan menjadi melenceng kemana-mana.Pembahasan yang seharusnnya tentang "Anas" merembes ke Bank Century, pemeriksaan Budiono, audit KPK dengan semakin membuat kabur permasalahan, tanpa substansi, dan hanya membela diri dengan argumentasi yang cenderung debat kusir. Saya pun akhirnya memindahkan chanel TV. Saat mengembalikan chanel, saya terkesima dengan pandangan yang disampaikan oleh pakar hukum Unair bapak JE Sahetapy yang memaparkan kekecewaannya terhadap para politisi. Berbicara atas nama pribadi, tanpa mewakili lembaga dan kelompok manapun, dengan lugas menyampaikan kritik yang pedas terhadap para politisi. Bahwa politisi di negeri ini telah kehilangan rasa malu dan rasa bersalah. Jika dibandingkan dengan politisi di luar negeri, jika kedapatan mabuk, besoknya langsung mengundurkan diri. Politisi kita meskipun sudah di beritakan di media bahwa melakukan korupsi, masih juga membela diri. Bahkan teman- temannya pun mati- matian membela. "Bagaimana jika benar terbukti salah ? mau disimpan dimana itu muka", kata pak sahetapy Pada kesempatan itu pak Sahetapy juga mengingatkan bahwa penggunaan kata " praduga tak bersalah" yang selalu digunakan dalam debat itu hanya boleh dilakukan di pengadilan. Bahkan oleh jaksa, polisi dan KPK tidak relevan menggunakan praduga tak bersalah.Untuk menjadi politisi yang dibutuhkan bukan hanya kecerdasan tetapi moral. Siapa yang tidak mengakui kecerdasan Kaisar Nero, sang kaisar Romawi, namun karena tidak bermoral akhirnya hari ini dijadikan sebagai nama anjing. Saya khawatir nama para politisi nanti oleh anak cucu kita dijadikan nama anjing. [caption id="" align="aligncenter" width="285" caption="J.E. Sahetapy"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="332" caption="Sutan Bhatoegana"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H