Mohon tunggu...
Syahfina Agustin
Syahfina Agustin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fakultas Kesehatan Masyarakat UINSU

let's change and make your move!

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Pengaruh Makanan Cepat Saji bagi Kesehatan Tubuh

23 Februari 2021   09:01 Diperbarui: 23 Februari 2021   09:15 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa begitu sulit membuat anak-anak makan sayuran mereka? Tidak ingin makan brokoli, bayam ataupun sayuran lainnya. 

Anak-anak sangat sulit mengonsumsi sayuran dan buah. Kebanyakan anak-anak lebih suka makan makanan cepat saji, seperti nugget, sosis, dan makanan instan lainnya dimana menurut mereka makanan tersebut jauh lebih sedap dibandingkan dengan sayur dan buah.

Makanan cepat saji (fast food) adalah istilah umum untuk semua jenis makanan yang kaya energi, karena mengandung banyak lemak dan gula serta garam, tetapi relatif rendah nutrisi penting lainnya seperti protein, serat, vitamin. dan mineral. Namun, makanan cepat saji sangat menarik bagi kebanyakan anak karena rasanya, harga yang relatif lebih rendah, dan kenyamanan (tidak memerlukan memasak atau persiapan apa pun). Karena anak-anak biasanya tidak memahami bagaimana jenis makanan ini berdampak negatif pada kesehatan mereka, hal ini dapat membuat ketagihan. 

Anak-anak belum mengetahui seberapa buruk efek makanan cepat saji untuk tubuhnya. Mereka hanya tau apakah makanan tersebut enak atau tidak. Setiap anak memiliki preferensi makanan yang berbeda-beda. Namun kebanyakan anak memiliki preferensi untuk mengonsumsi makanan cepat saji yang menurut mereka enak.Dalam 2 tahun pertama kehidupan saat pembelajaran terus berlangsung preferensi makanan juga terbentuk. Sebagian besar dipelajari, tetapi beberapa sudah bawaan, dan ada juga yang karena kebiasaan. 

Apabila orangtua memperbolehkan dan membiasakan anaknya untuk mengonsumsi makanan cepat saji maka hal ini akan mempengaruhi preferensi makan anak. Preferensi makanan seorang anak secara langsung memengaruhi perilaku makan, yang pada gilirannya terkait dengan kesehatan, kebugaran, dan pembentukan obesitas secara keseluruhan. 

Mengurangi asupan natrium dan gula sejak dini dapat membantu mengatur preferensi rasa dan membantu anak membuat pilihan makanan sehat di kemudian hari. Namun, laporan dari UConn Rudd Center for Food Policy & Obesity menemukan hanya 4 dari 80 makanan ringan bayi dan balita yang memenuhi standar gizi. Selain itu, 50% jajanan makanan bayi dan 83% jajanan balita mengandung pemanis tambahan.

Mengonsumsi makanan cepat saji memiliki dampak dalam jangka pendek dan jangka panjang. Pengaruh makanan cepat saji bagi kesehatan dalam jangka panjang yaitu pengaruhnya terhadap metabolism tubuh. Hanya beberapa hari makanan cepat saja dapat mengubah metabolisme dalam tubuh. 

Sebuah penelitian kecil terhadap 12 pria muda sehat menemukan bahwa makan cepat saji hanya selama lima hari menyebabkan penurunan kemampuan otot mereka untuk mengubah glukosa menjadi energi, meskipun mereka tidak mengonsumsi lebih banyak kalori sebagai bagian dari penelitian. 

Dalam jangka panjang, perubahan ini dapat menyebabkan resistensi insulin dan akhirnya diabetes tipe 2.  Efek lain dari junk food hanya beberapa hari adalah pencernaan yang buruk. Karena junk food kekurangan serat, makan terlalu banyak bisa menyebabkan sembelit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun