Oleh : Fauzi lisan sidqi
Pandemi setahun belakangan ini -atas izin Allah- berhasil membuat perubahan besar dalam kehidupan umat manusia di planet bumi, gak tau kalau di mars. Khususnya di kampusku dan kampus teman-temanku. Semua matakuliah dipelajari online dalam jaringan (daring). Semua kelas berubah jadi virtual, tatap muka jadi tatap layar.Â
Revolusi sistem internet yang sangat maju dan canggih telah merubah kebiasaan orang dalam berkomunikasi. Kini kuliah, pengajian, reunian, meeting, dan rapat bisa diadakan lewat zoom, google meet dan aplikasi lainnya semudah ngumpulin anak kucing. Perbedaan Jarak dan zona waktu gak jadi hambatan, semuanya bisa jalan, semuanya bisa kumpul, semuanya bisa ketemu meski gak saling kontak fisik. Jujur saja diriku bosan, penat rasanya harus duduk depan layar 5 jam perhari, 6 hari dalam seminggu.Â
Aku merasa banyak kode etik menuntut ilmu tercederai karena sistem kuliah yang tatap layar. Sulit menggambarkan apa dan bagaimana situasi dibalik layar mahasiswa ketika sedang mendengarkan ustadz atau dosen menerangkan materi. Malu nulisnya. Semoga kami segera tatap muka lagi secepatnya. Aamiin.Â
Kembali ke judul, kita bahas apa yang akan dipilih tahun depan. Fokus studi tanpa LDR atau studi sambil LDR. Gak ada pilihan lain kah? Dilema banget sih. Baiklah, ralat saja judulnya !, Tahun depan itu: Fokus studi sambil LDR atau Gak Fokus Studi sambil LDR. Gimana kalo sekarang ? Yang pertama dong, fix. Sebelum terlalu jauh, kita perhatikan dulu beberapa data, fakta, & persoalannya sekarang.
1. Kamu Masih dalam proses studi di sebuah kampus yang gak membolehkan mahasiswanya menikah dulu, sampai selesai 5 tahun kuliah.
2. Bapak, ibu masih belum ridho kalau kamu nikah dan masih belum S1.
3. Mau nikah ? emang dah ada yang mau sama kamu ?
4. Kalo 1-3 bisa kamu jawab, terus kamu beneran nikah, tapi kamu masih studi 2 tahun lagi, dan gak bisa serumah sama istri dong pastinya nanti, gimana ?
5. Penghasilan tetap sudah punya belum?
Denger-denger mau nikah sama yang masih studi juga ya? Satu semester juga kan? Terus nanti yang bayarin bulanan, SPP, sama biaya lainnya siapa tuh ?