Ketepatan tingkat ketinggian kedua bahu, dan juga kedataran kedua kaki-karena keduanya bertumpu pada satu bidang datar, yaitu tanah, disertai pembagian bertumpunya tulang-tulang panggul pada dua anggota tubuh bagian bawah dengan sama rata melalui penempelan bahu dengan bahu, sebagaimana yang telah dijelaskan di atas-, maka adanya lengkungan ke samping dalam bentuk apa pun pada tulang punggung dapat dicegah. Dan posisi ini efektif memperbaiki lengkungan tersebut, jika ada. Yang demikian ini adalah sebagai hasil dari relatif panjangnya waktu berdiri selama shalat dan kesinambungan disiplin dalam melaksanakan shalat.
Selain itu, ketepatan kedua kaki, tulang-tulang panggul, dan kedua bahu pada garis horisontal dapat mencegah miringnya kepala dan leher ke salah satu sisi, yaitu yang dikenal dengan penyakit pengerasan leher. Dengan demikian, berdiri dengan tatacara ini adalah sarana perlindungan paling penting dari lengkungan-lengkungan ke samping pada tulang punggung.
Rukuk
Pemanjangan otot-otot bagian belakang kedua kaki dapat menambah kapabilitas otot-otot tersebut untuk mengerut, sehingga mempengaruhi kemampuan berjalan atau berlari dengan bentuk yang lebih baik dan kapabilitas yang lebih tinggi.
Pemanjangan otot-otot bagian belakang kedua kaki juga dapat menambah kelenturan, yaitu salah satu unsur kebugaran. Kelenturan didefinisikan sebagai jangkauan gerakan terjauh yang mungkin dicapai oleh persendian tertentu atau kumpulan beruntun dari persendian. Karena pemanjangan pada otot-otot bagian belakang kedua kaki ini menambah jangkauan gerakan bagi tekukan batang tubuh ke depan, maka itu berarti pengembangan unsur kelenturan.
Pemanjangan otot-otot bagian belakang kedua kaki dibarengi dengan kemiringan tulang-tulang panggul ke depan yang mengakibatkan bertambahnya cekungan daerah bagian bawah punggung yang berlawanan dengan perut. Bertambahnya rongga bagian bawah punggung ini diikuti oleh tekanan pada saraf yang mengatur daerah bagian belakang kaki, yaitu yang dikenal dengan penyakit sciatica. Hal itu juga mengakibatkan tekanan pada sisi luar tulang-tulang rawan pada daerah bagian bawah punggung, sehingga menyebabkan munculnya penyakit tergelincirnya tulang rawan. Di sini, kemiringan kedua kaki sedikit ke belakang dan tekukan batang tubuh lurus ke depan menghasilkan berkurangnya sudut kemiringan tulang
Sujud
        Bertambahnya beban pada otot-otot kedua lengan dan leher efektif menguatkan otot-otot tersebut dan menambah kekuatannya. Kekuatan otot didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengalahkan penahanan yang bermacam-macam atau menghadapinya. Dan di sini, otot-otot kedua lengan menahan beban berat batang tubuh, bekerja sama dengan otot-otot leher.
Bertumpu pada kedua telapak tangan dan dahi memberikan kesempatan untuk bergantian menahan beban berat batang tubuh antara otot-otot kedua lengan dan otot-otot leher, jika waktu bersujud bertambah. Pergantian dalam menahan beban batang tubuh antara otot-otot kedua lengan dan leher ini melindungi otot-otot lengan dan leher agar tidak terkena ketegangan otot, sebagai akibat dari panjangnya waktu bersujud dan tetapnya berada dalam satu posisi.
Pergantian antara otot-otot kedua lengan dan leher dalam menahan beban berat tubuh ini memberikan kesempatan kepada darah untuk membersihkan sisa-sisa pembakaran pada otot-otot sebagai akibat dari dikerahkannya tenaga otot. Pergantian ini juga menghalangi kesempatan terbentuknya asam laktat yang dihasilkan dalam sisa-sisa pembakaran yang bekerja secara bertahap memisahkan antara sinyal-sinyal saraf dan otot, sehingga orang yang shalat tidak dapat mencapai fase yang di dalamnya dia ingin meneruskan sujud. Akan tetapi, otot-ototnya melindunginya dari hal itu, agar tidak ada hujah bagi manusia untuk atas Allah
Duduk Diantara Dua Sujud