Mohon tunggu...
Syahar Ramadhania M
Syahar Ramadhania M Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Rekognisi UPI 2022: PKM-Pengabdian Kepada Masyarakat 2021

11 November 2022   10:32 Diperbarui: 19 Maret 2024   12:33 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa pembatasan sosial saat pandemic covid 19 sudah beralih menjadi era new normal. Sehingga sebagian kegiatan dalam segala aspek mengalami  banyak perubahan. Aktivitas yang tadinya hanya dilakukan secara online, kemudian beradaptasi menjadi blended artinya sebagian dilakukan secara online dan sebagian lainnya dilakukan secara offline. Hal ini dilakukan sebagai langkah untuk menyesuaikan keadaan sekitar. Salah satunya dalam aspek pendidikan. Hal ini dapat dirasakan baik dalam kegiatan pembelajaran maupun aktivitas pendidikan lainnya.

Dalam ruang lingkup mahasiswa, kegiatan perkuliahan seluruhnya dilakukan secara online. Kegiatan perkuliahan yang dilakukan secara online ini membuka kesempatan untuk dapat mengeksplorasi kegiatan diluar kampus. Sehingga pemerintah mengambil andil dalam kesempatan ini dengan memberlakukan kebijakan pendidikan yang memberikan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman di luar kampus, diantaranya program kampus mengajar, magang bersertifikat, studi independent, dan progam kreativitas mahasiswa. Dengan demikian institusi-institusi pendidikan tinggi beradaptasi dengan adanya kebijakan tersebut. Adaptasi kurikulum pada jenjang pendidikan tinggi, berdampak pada salah satu mata kuliah yaitu Kuliah Kerja Nyata.

Kondisi KKN saat ini terbagi menjadi dua yaitu KKN rekognisi dan KKN regular. KKN rekognisi merupakan bentuk adaptasi bagi mahasiswa yang mengikuti program kampus meredeka. Adapun kegiatan yang saya ikuti yaitu Program Kreativitas Mahasiswa tahun 2021 dengan judul “TAJUR KREASI (Tas Rajut Kresek Anti Siram) sebagai Inovasi Pemanfaatan Sampah Plastik”. Judul ini diangkat berdasarkan keresahan masyarakat terhadap permasalahan sampah yang tak kunjung usai dan selalu berakhir di tempat pembuangan akhir tanpa dimanfaat lebih lanjut.

Terdapat beberapa rangkaian kegiatan selama kegiatan PKM terlaksana diantaranya tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Pada tahap perencanaan  yaitu diawali dengan melakukan koordinasi bersama perangkat desa mengenai program TAJUR KREASI. Tahap ini akan dilakukan secara tatap muka dan mematuhi protokol kesehatan yang akan dilaksakan dengan melibatkan masyarakat Desa Manonjaya. Kemudian memilih lokasi yang tepat dan berkoordinasi dengan perangkat desa setempat untuk melaksanakan pengabdian yang melibatkan beberapa masyarakat Desa Manonjaya yaitu sedikitnya sepuluh orang ibu-ibu PKK serta meminta perizinan untuk melakukan pengabdian tersebut.  

Selanjutnya tahap pelaksanaan dilaksanakan secara tatap muka dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan Tahap ini terdiri dari beberapa kegiatan yaitu:

  • Sosialisasi pengenalan program TAJUR KREASI oleh kelompok PKM kepada kelompok mitra.
  • Melakukan persiapan untuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat Desa Manonjaya mengenai permasalahan sampah yang terjadi di Desa Manonjaya.
  • Mengedukasi masyarakat setempat mengenai pentingnya pengolahan dan pemanfaatan sampah menjadi tas rajut berbahan kantong plastik atau kresek dan sampah jenis apa saja yang dapat diolah kembali oleh komunitas nantinya sebagai upaya mengurangi volume sampah plastik.
  • Memberikan fasilitas kepada kelompok mitra sebagai penunjang pembuatan tas rajut dan melakukan praktik pelatihan pengelolaan sampah menjadi tas rajut. Setelah masyarakat sudah mengetahui cara pembuatannya, selanjutnya mempraktikan pembuatan tas rajut dengan sampah plastik yang sebelumnya telah dikumpulkan oleh masyarakat. Tahapan ini akan dilaksanakan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan dan membatasi jumlah peserta.
  • Membuat video cara pembuatan tas rajut, kemudian dipublikasikan di media sosial

Tahap terakhir yaitu evaluasi. Tahap ini dilakukan dengan pemantauan secara berkala untuk mengukur tingkat keberhasilan dan berkelanjutan dari pelaksanaan program pengabdian ini. Antusias dari para peserta dapat dirasakan dengan kehadiran pada setiap pertemuan pelatihannya juga adanya produk yang dihasilkan.

Oleh karena itu dengan terlaksananya program ini diharapkan mendapat dukungan dari Pemerintah Daerah, sehingga program ini terus berlanjut dan manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat luas sebagai inovasi dalam bidang pengelolaan sampah plastik dan pemberdayaan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun