Mohon tunggu...
Andi Alam
Andi Alam Mohon Tunggu... Sopir Taksi -

Pelukis Alam dan Pencari Inspirasi...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Firasat Hujan Desember

20 Februari 2014   02:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:39 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tempat yang paling aku sukai di dunia ini adalah kelas. Di kelas aku bisa menemukan apa pun. Ada yang mengerjakan pekerjaan rumah yang belum dikerjakan. Ada yang berdiskusi tentang fisika kuantum. Ada yang bertanding panco. Bahkan ada yang tidur di pojok belakang kelas. Saat guru sedang belajar pun, temanku masih ada yang bisa curi-curi membaca komik sambil mendengarkan musik dengan headsetnya.

Hari ini hari Rabu. Di bangku depan ada Kafka yang selalu sempurna dalam prestasi belajarnya. Tiga koma delapan empat indeks prestasinya. Berbeda satu poin dengan indeksku yang masih tenggelam di antara teman-temanku. Di sebelahnya ada Misha. Misha adalah anak dari pemilik perusahaan telekomunikasi nomor satu di bursa saham global. Misha tidak begitu pandai dalam materi kuliah, tapi kalau tentang sastra jangan ditanya, kumpulan cerpennya sudah dua kali dinominasikan menjadi peraih penghargaan sastra nomor satu di seantero negeri. Namun sayangnya dia tidak pernah memenanginya. Aku duduk di bangku paling belakang, andaikan ini sebuah tim bola, aku menjadi seorang penjaga gawang dan paling mengerti tentang pergerakan-pergerakan temanku sekelas. Bahkan temanku yang mengupil dan mengelap di celananya pun aku tahu. Aku paling senang memperhatikan Maria. Maria tingginya seratus enam puluh tiga, setidaknya begitulah yang pernah aku tidak sengaja lihat di sebuah berkas di dalam mapnya. Wajahnya bulat dan matanya sedikit sipit. Wajahnya selalu terlihat merah. Rambutnya sebahu dan terlihat sedikit keriting. Sudah tiga hari lamanya semenjak senin ia masih menamatkan membaca novel The Amulet of Samarkand karya Jonathan Stroud. Ia meminjamnya dari Misha si maniak buku dan sastra. Maria punya seorang kakak dan seorang adik. Maria terkadang suka menoleh ke belakang dan melihat jam dinding sembari berharap kelas cepat berakhir. Sesekali mata kami saling bertautan dan muka Maria terlihat semakin memerah.

Pertama kali aku mengenal Maria di perpustakaan kampus. Saat itu kami masih tingkat satu, tidak sekelas dan tentunya tidak saling mengenal satu sama lain. Sering sekali aku bertemu Maria di perpustakaan kampus. Secara alami kami akhirnya berteman. Maria suka buku novel fiksi yang ada makhluk fantasinya. Yang paling ia suka adalah elf. Ia menyukai elf semenjak ia melihat aksi seorang Legolas di film layar lebar The Lord of The Ring yang ditayangkan berdasarkan buku karya J.R. Tolkien dengan judul yang sama. Maria sangat menyukai makanan jepang seperti udon dan soba, tapi ia tidak pernah menyukai sushi dan sejenisnya. Maria tidak menyukai ikan. Saat ulang tahunnya tahun lalu aku memberinya boneka ikan. Ia hanya berterimakasih dan berucap, “Aku tidak menyukai ikan tapi bukan berarti aku membenci ikan.”

Hari ini hari kamis. Maria tidak hadir di kelas. Kata Sarah, teman dekatnya, dia masuk rumah sakit karena kecelakan semalam. Malam itu aku ingin menjenguknya, tapi aku lupa bahwa aku masih ada kerja sambilan di sebuah restoran cepat saji yang tidak bisa aku tinggalkan begitu saja. Alhasil malam hingga larut aku akan menghabiskannya di sini.

Tujuh belas Desember dua ribu dua belas. Hari ini hujan sangat deras. Aku membaca novel Kitchen karya Banana Yoshimoto di rumahku. Tak lama kemudian, tanpa sebab badanku terasa sedikit menggigil. Selama dua jam aku merasa dingin dan tak enak badan. Sepersekian detik kemudian aku terbersit merahnya wajah Maria kemudian aku mendapat kabar dari Sarah, Maria meninggal dunia.

Semenjak hari itu, aku jadi membenci banyak hal. Kelas, elf, ikan, udon, soba, perpustakaan dan tentunya hujan di bulan Desember.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun