Mohon tunggu...
Andi Alam
Andi Alam Mohon Tunggu... Sopir Taksi -

Pelukis Alam dan Pencari Inspirasi...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terbit

28 Maret 2014   00:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:23 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Gadis itu tiba di taman yang dulu membuatnya berjanji. Berharap si bocah lelaki ada disana, sama dengannya menolak lupa. Dari jauh Ia bisa mendengar suara yang amat dikenalinya, suara yang mengisi waktu sebelum tidurnya.

Terkaannya benar. Ia ada di taman yang sama. Tapi kali ini, dia tidak sendiri.

“Kamu sudah kembali. Bagaimana nenek mu?”

“Nenek baik”

“Sekarang jawabanmu yang pendek”

“…”

Mata Gadis itu menangkap jelas bagaimana si Bocah resah melirik teman yang menunggunya. Gadis itu akhirnya tidak nyaman diam.

“Aku harus pergi. Matahari sudah terbenam”

“Kali ini apa kita akan bertemu lagi?”

“Ya. Tapi kali ini ini aku tidak menunggu matahari terbenam lagi”

“Jadi aku boleh pergi?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun