Mohon tunggu...
Syahadah Khoirul Nisa
Syahadah Khoirul Nisa Mohon Tunggu... Jurnalis - @Syahadahkn

Permudahlah hidup dengan selalu bersyukur:)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dampak Bully

5 Februari 2020   06:00 Diperbarui: 5 Februari 2020   05:59 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bullying sering disebut juga penyiksaan terhadap fisik maupun mental seseorang, biasanya bullying ini terjadi pada anak-anak dan para remaja. 

Pada dasarnya seseorang akan tertekan mental serta penyiksaan terhadap fisik sebab secara fisik dan mental mereka lebih lemah dari yang lain. Bullying juga biasanya terjadi karena mempunyai rasa saling menghormati terhadap guru, teman, maupun keluarga nya yang sudah mulai menghilang.

Terjadinya mem-bully disebabkan karena mereka kekurangan perhatian dari orang tuanya bahkan yang lebih mirisnya mereka bisa saja mengalami dibully oleh keluarganya bahkan oleh orang tuanya sendiri, dengan hal itu mereka akan merasa dendam atau menginginkan temannya mengalami seperti apa yang ia alami.

Seseorang yang mengalami dibully akan merasa  kurang percaya diri, nilai yang terus menurun dan ia akan cenderung stress sekurang kurangnya ia mendapat didikan moral dan iman yang kurang bahkan lebih mirisnya akan berdampak dalam jangka panjang.

Menjadi seseorang yang dibully adalah hal yang sangat kita tidak inginkan. Oleh sebab itu peran orang tua sangatlah berpengaruh terhadap anak. Orang tua juga harusnya lebih mengetahui kondisi anak terlebih jika orang tuanya tidak dalam bekerja, lalu coba ajak anak untuk mengenal mana yang baik dan mana buruk, tanamkan moral dari sejak dini dan ajaklah anak untuk sekedar mengobrol, bukannya kita sebagai orang tua menjadi panutan yang tidak baik bagi anak kita. Dengan hal itu, pastilah tidak akan terjadi mem-bully ataupun dibully.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun