Melihat sejarahnya di Copa America, membuktikan bahwa Argentina, Brazil merupakan tim yang memiliki tradisi menjadi juara. Argentina menoreh 14 kali juara, dan Brazil 8 kali juara. Memang di Copa America terdapat Uruguay yang tidak kalah mentereng prestasinya dengan 15 kali juara di Copa America. Tetapi saya lebih memilih pada Copa America 2016 kali ini atau Copa America Centenario, Argentina dan Brazil.
Argentina memiliki modal kuat dengan sederet pemain yang sangat berkelas ditiap lininya. Tim bertabur bintang ini memiliki pemain - pemain luar biasa yang pastinya bisa diandalkan disegala posisi. Mulai dari posisi belakang,tengah hingga ujung tombak. Dibagian belakang, nama nama seperti Nicolas Otamendi(Manchester City), dan Marcos Rojo (Manchester United), akan menjadi benteng kokoh bagi Argentina dan penjaga gawang Sergio Romero (Manchester United). Kekuatan lini tengah Argentina tak dapat diragukan lagi Javier Pastore (ParisSaint Germain), Javier Mascherano (Barcelona), Angel di Maria (Paris SaintGermain), dan Lucas Biglia (Lazio), Di bagian depan, sosok Lionel Messi(Barcelona) akan menjadi peluru yang sangat mematikan selain Sergio Aguero(Manchester City). Gonzalo Higuain (Napoli).
Brasil, menjadi pilihan lain untuk meraih juara Copa America Centenario, walau banyak yang meragukan tim samba merebut kejuaraan ini. Sang legenda dari Brasil Pele pun memiliki pendapat mengapa Brasil tidak begitu dijagokan di CopaAmerica 2016. Menurut Pele kini peta kekuatan peserta Copa America berimbang. Tak ada lagi favorit seperti Brasil dan Argentina, seperti masa lalu. Kemudian tidak hadirnya Neymar bakal mempengaruhi sepak terjang Brasil. Pele mengatakan,seandainya Neymar bermain untuk Brasil di Centenario, jelas kami akan tampil lebih baik. Dan begitu juga untuk sepak bola secara umum lebih bagus.
Tapi ingat Brasil masih memiliki pemain-pemain handal, dengan bintang EPLWillian dan Philippe Coutinho, kemudian striker Bayern Munich Douglas Costamasuk pilihan didepan, bersama duo Barcelona Dani Alves dan Rafinha, sementara mantan full-back Chelsea Filipe Luis adalah pilihan pertahanan. Pilihan dibawah mistar adalah kiper Internacional berusia 23 tahun Alisson, Valencia DiegoAlves dan Benfica Ederson, sementara bek Paris Saint-Germain Marquinhos akanmengharapkan untuk menambah sembilan caps-nya.
Pelatih Dunga memasukkan bek tengah asal Shandong Luneng Gil dan Rodrigo Caio dari Sao Paulo. Brasil akan mengandalkan bek Inter Milan Miranda yang paling banyak pengalaman dalam skuad, sedang pilihan lini tengah ada pemain Real Madrid Casemiro dan gelandang Wolfsburg Luiz Gustavo.Lucas Lima menambah kontingen di lini tengah dari klub lokal divisi Serie A Brasil, bersama gelandang Corinthians Elias begitu juga Renato Augusto yang pindah ke klub China Beijing Guoan punya peluang di tingkat internasional. Costa akan memberikan Brasil menjadi bomber andalan yang akan dibantu olehstriker Zenit St Petersburg Hulk. Skuad juga dilengkapi gelandang remaja SantosGabriel Barbosa dan rekan setimnya yang sudah veteran Ricardo Oliveira.
Jika yang saya favoritkan juara Argentina dan Brasil, karena torehan riwayat sejarah mereka yang cemerlang, kemudian bagaimana dengan Uruguay ? Kita tahu Uruguay merupakan langganan juara di Copa Amerika sebanyak 15 kali, diawali juara pada tahun 1916. Sekarang Uruguay secara tim tidak begitu seimbang, Kekalahan diawal laga oleh Meksiko 1-3 menjadi pertimbangan untuk Uruguay kembali meraih juara. Grup C Copa America tempat Uruguay memang merupakan salah satu grup yang menyajikan persaingan sengit. Walau begitu Uruguay yang kekuatannya berkurang setelah bintang utamanya Luis Suarez mengalami cedera hamstring tetap difavoritkan akan melaju dari Grup C menemani Meksiko. Meski pasukan Uruguay harus bekerja lebih keras.
Lain halnya dengan Argentina, mengawali dengan baik, mengalahkan Chile 2-1sang juara Copa America 2015, sekaligus ajang balas dendam atas kekalahan mereka oleh Chile pada final Copa America tahun lalu di Chile. Dan Brasil yang menjadi tim unggulan juara pada Copa America edisi ke 100 ini tentunya tidak ingin terpeleset dibabak penyisihan grup ini. Pada Laga awal Copa America 2016 Grup B antara Brazil melawan Ekuador di Rose Bowl, Pasadena, California, minggu(05/06) bermain  imbang 0-0 dan menang 7-1 dipertandingan kedua melawan Haiti.
Laga awal dalam sebuah kejuaraan besar dapat menjadi tolak ukur keberlangsungan nasib sebuah tim dalam perjalanan seterusnya. Rupanya Argentina dan Brasil mengawalinya dengan baik, tidak dengan kekalahan. Membuktikan bahwa mereka memiliki kematangan yang merupakan bagian mental juara.
Ketika melihat kekuatan para peserta Copa Centenario saat ini, memang benar yang dikatakan sang legenda Pele bahwa jika melihat peta kekuatan tim peserta boleh dikata cukup berimbang. Sehingga membuat Copa America 2016 semakin menarik. Bisa saja yang akan menjadi jawara pada Copa America kali ini dari peserta negara yang mungkin tidak begitu diunggulkan. Mungkin saja Meksiko,Kolombia, Paraguay, Ekuador tuan rumah Amerika Serikat.
Berbicara kekuatan yang berimbang, itu dilihat dari laga permainan, sehingga hitung-hitungan yang bakal juarapun memiliki peluang sama. Namun jangan dilupakan persoalan mental, yaitu mental juara tidak dimiliki oleh setiap negara peserta Copa America Centenario. Peran mental juara sangat mempengaruhi. Permainan sepakbola tidak hanya mengandalkan teknik dan semangat tinggi semata, tetapi harus mengendalikan dan mengontrol pertandingan, laga itu sendiri. Dengan pandangan yang saya sebutkan tersebut memungkinkan Brasil dan Argentina memiliki peluang lebih besar untuk menjadi yang terbaik di ajang ini.
Pandangan lainnya dengan selang waktunya hanya setahun setelah Copa Amerika2015 di Cile, membuat para pemain atau performa secara tim masih terjaga penampilan dan kondisinya. Dan akan menguntungkan bagi tim (negara ) yang dihuni pemain-pemain yang berlaga dikompetisi klub terbaik didunia, seperti para pemain Argentina dan Brasil.