Mohon tunggu...
Syafrudin Budiman SIP
Syafrudin Budiman SIP Mohon Tunggu... Administrasi - Saya aktivis pejuang yg sering turun ke jalan untuk demo menyuarakan aspirasibrakyat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis dan Aktivis Politik di Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dua Laskar Matahari di Partai NasDem

26 Juli 2012   10:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:36 2656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13432967171237987234

[caption id="attachment_202806" align="alignnone" width="403" caption="Terlihat simpatisan Ormas Nasdem pada Deklarasi Ormas Nasdem Jawa Timur, 25 Juli 2010"][/caption] Oleh: Syafrudin Budiman, SIP Pemerhati Sosial Politik dan Media. Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Nasioal Demokrat (Nasdem) adalah organisasi yang didirikan Surya Paloh bersama beberapa rekannya yang eks Partai Golongan Karya (Golkar) serta melibatkan eks sempalan partai menengah dan partai gurem. Ormas Nasdem di deklarasikan 1 Februari 2010 di Jakarta dengan jargon “Gerakan Perubahan” dan “Restorasi Indonesia.” Dengan kedua slogan itulah Ormas Nasdem banyak mendapat simpati dan dukungan. Bahkan Surya Paloh mengatakan bahwa Ormas Nasdem tidak akan pernah menjadi Organisasi Partai Politik (orsospol). Pernyataan ini pernah dilontarkan Pimpinan Media Group ini saat hadir dalam Deklarasi Ormas Nasdem Jawa Timur di Expo Jatim, Surabaya 25 Juli 2010. Namun dalam perkembangannya pria berjanggut tebal ini meralat dengan mengatakan, dirinya tak bisa melarang kalau ada pengurus dan aktifis Ormas Nasdem yang mendirikan partai dan logonya mirip Ormas Nasdem. Surya Paloh memang tak bisa mencegah dan malah mendukung keberadaan Partai NasDem yang dideklarasikan pada 26 Juli 2011 dan telah ditetapkan sebagai partai politik oleh Departemen Hukum dan HAM dengan nama Partai NasDem (tiada arti dan singkatan). Bahkan di dalam internal Ormas Nasdem sempat terjadi konflik internal, sehingga muncul beberapa kubu yang berseberangan. Sri Sultan Hamengkubowono X mundur posisi Ketua Dewan Pembina Ormas Nasdem dengan diikuti mundurnya banyak pengurus mulai dari DPP, DPW, DPD, DPC. Kekecewaan atas berdirinya Partai NasDem tak bisa dipungkiri, akibatnya Ormas Nasdem sekarang hanyalah papan nama dan stempel saja di kepengurusan pusatnya. Hal ini menandakan tenaga Surya Paloh total diberikan kepada Partai NasDem, bahkan Iklan Metro TV total menyokong gerakan Partai NasDem. Mulai dari berita sosial sampai berita seksual semua ada iklan Partai NasDem. Tidak hanya itu saja, semua kader dan fungsionaris Ormas Nasdem lebih sibuk mengurus Verifikasi Dephukham dan Verifikasi Faktual Komisi Pemilihan Umum (KPU) demi kelolosan Partai NasDem sebagai peserta pemilu 2014. Wajar saja mengingat jika tidak melakukan langkah pragmatis tersebut, cita-cita berdirinya Partai Nasdem hanyalah isapan jempol. Posisi Partai NasDem saat ini dipimpin oleh Patrice Rio Capella (Mantan Wakil Sekjen Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional) sebagai Ketua Umum dan Ahmad Rofiq (Mantan Sekjen Pimpinan Pusat Partai Matahari Bangsa) sebagai Sekretaris Jenderal. Keduanya lahir dari partai berlogo matahari dan berbasis politik Muhammadiyah (Gerakan ormas keagamaan Al-Qur’an dan Hadis) atau gerakan Islam pembaharu. Cukup unik memang kenapa Surya Paloh mempercayakan kepada kedua anak muda tersebut untuk memimpin Partai NasDem. Dibawah kedua tangan dua punggawa Ormas Nasdem itulah Partai NasDem berhasil memasuki tahap demi tahap prosedur sebagai partai politik. Mulai dari pendirian akte notaris dan penyusunan kepengurusan pimpinan pusat hingga pimpinan kecamatan. Bahkan keduanya berhasil membawa Partai NasDem lolos sebagai partai politik yang berbadan hukum. Tak dipungkiri langkah kedua laskar matahari tersebut berjalan mulus dan bahkan berhasil mengantarkan Partai Nasdem unggul dalam beberapa survei lembaga independen. Partai Nasdem berada di posisi 5-6 besar dan dimungkinkan bisa menyodok ke empat besar bersaing dengan Partai Golkar, PDIP, Partai Demokrat dan Partai Gerindra. Hasil survei Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) menyebutkan Partai NasDem mengalami banyak kemajuan. Partai NasDem bersama Partai gerindra berpeluang mengulang sukses Partai Demokrat yang mendulang suara terbanyak dan menjadi pemenang pada Pemilu 2004 dan 2009. Muhammad Dahlan, Peneliti SSS di Jakarta, 6 Juni 2012 mengatakan, Partai NasDem meski usianya masih sangat muda, namun memperoleh suara sebanyak 4,8 persen dari 2.192 responden. Angka tersebut meningkat jika dibanding survei SSS sebelumnya pada Oktober 2011, di mana Partai NasDem hanya memperoleh 1,7 persen. Hasil survei SSS sebanyak 2.192 responden ini tersebar di 163 kabupaten dan kota pada 33 provinsi. Adapun margin of error survei ini adalah 2,09. Dengan angka ini, partai yang dibidani Surya Paloh berpeluang lolos ke Senayan, kata Dahlan kepada vivanews.com. Sementara partai politik yang memperoleh suara responden terbanyak dalam survei tersebut adalah Partai Golkar dengan 23 persen suara, kemudian disusul PDI Perjuangan (19,6 persen), dan Demokrat (10,7 persen). Untuk partai lain, yakni Gerindra (10,5 persen), PKS (6,9 persen), Partai NasDem (4,8 persen), PPP (3 persen), Hanura (2,7 persen), PAN (2,2 persen), PKB (2 persen), dan lainnya 0,6 persen. Bahkan hasil Survei Litbang Kompas yang baru dilansir 24 Juli 2014 menyebutkan Partai NasDem berada di urutan kelima sebagai partai yang akan dipilih seandainya pemilu diadakan dalam waktu dekat ini. Dari survei itu terlihat Partai Demokrat memang masih di urutan teratas 12,8 persen, namun jauh menyusut dibandingkan Pemilu 2009 lalu sebesar 44,2 persen. Kemudian dalam survei terbaru itu di urutan kedua adalah PDI-P 9.1 persen, disusul Golkar 6,9 persen, Gerindra 6,4 persen, dan NasDem 4,5 persen. Partai papan tengah di urutan keenam adalah PKS 2,5 persen, PAN 1,8 persen, PPP 1 persen, Hanura 1 persen, PKB 0,4 persen, lainnya 0,2 persen, tidak tahu 30,8 persen, tidak memilih 15,3 persen, dan tidak memberi jawaban 7,3 persen. Yang mencengangkan tentu saja adalah Partai NasDem. Partai politik yang baru berdiri ini mengalahkan partai yang sudah lama eksis seperti PAN,PKB, dan PPP. Sementara Gerindra yang pada Pemilu 2009 lalu memperoleh suara 1,5 persen kini naik drastis ke angka 6,4 persen. Survei yang dipublikasikan media cetak Kompas Selasa (24/7/2012), ini diperoleh melalui jajak pendapat pada 16-19 Juli 2012 di 33 ibukota provinsi dengan jumlah responden 1.008 dengan sampling error 3,1 persen. Patrice Rio Capella Ketua Umum Partai NasDem mengatakan, hasil tersebut menunjukkan masyarakat menginginkan perubahan. Hasil survei Kompas inilah Partai NasDem adalah salah satu partai yang akan melejit pada Pemilu 2014. Partai NasDem memang dikategorikan sebagai partai yang melesat dan berada di atas partai-partai lama. Hasil itu juga cerminan dari penilaian masyarakat terhadap partai yang ada. “Hasil baik terkait survei yang didapat Partai NasDem dikarenakan kerja-kerja partai di daerah. NasDem terus bergerak di daerah,” kata putra kelahiran Bengkulu ini. (detik.com/25/07/12). Terlepas siapapun Patrice Rio Capella dan Ahmad Rofiq berasal dan dari mana mereka dibesarkan? Keduanya berhasil menjadi elit partai politik yang diperhitungkan dan dibicarakan banyak media massa dan elektronik. Tidak salah Surya Paloh memilih kedua sebagai dwi tunggal yang akan mengantarkan Partai NasDem sebagai kekuatan politik baru yang diperhitungkan. Kenapa Surya Paloh tidak memilih bekas kader-kader Partai Golkar yang mungkin lebih jago dan mumpuni? Masuknya kedua laskar matahari ini kemungkinan tidak lepas dari kedekatan Surya Paloh dengan mantan Ketua PP Muhammadiyah, Ahmad Syafi’i Ma’arif dan Ketua Umum PP Muhammadiyah saat ini, Din Syamsudin. Apalagi kedua tokoh Muhammadiyah ini dinilai kritis terhadap Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan memilih jalur oposisional. Sehingga Surya Paloh tak ragu memilih keduanya yang dinilai bisa mewakili Gerakan Perubahan dan Restorasi Indonesia Penuh Gebrakan Politik Bukan Partai NasDem “Panas dan Adem” kalau tak membuat gebrakan politik dan sensasi isu-isu politik. Walau baru berdiri di pentas politik nasional pentolan partainya terlihat percaya diri melontarkan pernyataan politik yang kontroversional. Padahal Partai NasDem belum divonis KPU sebagai peserta pemilu 2014 dan nasibnya masih ditentukan pada verifikasi faktual. Sehingga masih perlu diteliti kebenaran anggotanya sampai ke rumah-rumah. Isu terbaru yang kontroversi yaitu menyangkut dana pencalonan legislatif. Partai NasDem secara terbuka mengaku telah menyiapkan dana partai triliunan rupiah bagi para calon anggota legislatif (caleg) -nya. Di Pemilu Legislatif 2014 Partai Nasdem akan mendorong sekitar 300 caleg dengan dimodali Rp 5-10 miliar. Sekretaris Jenderal Partai NasDem, Ahmad Rofiq, menjelaskan dana sebanyak itu sudah disiapkan matang. Terkait sumbernya, banyak orang yang bersimpati dengan slogan perubahan Partai NasDem. Pebisnis, praktisi, dan kalangan masyarakat banyak yang mau menyumbang. Pernyataan Mantan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) 2005-2008 ini menunjukkan kesiapan dan kematangan Partai NasDem mengikuti Pemilu 2014. Pengalaman dirinya mengawangi Partai Matahari Bangsa sebagai kendaraan politik berbasis ideologi semata tidak cukup. Gerakan politik menurutnya memerlukan gerak dan langkah besar. Dibutuhkan sebuah organisasi yang besar memiliki ideologi dan cita-cita, tapi memiliki sokongan dana dan publikasi yang signifikan. Kebesaran Partai NasDem juga tidak lepas kiprah Harry Tanoesoedibjo yang memiliki peranan penting meningkatkan elektabiltas dan pencitraan partai. Harry Tanoesoedibjo adalah penguasa sepertiga bisnis pertelevisian di Indonesia. Salah satu cara yang ia lakukan agar partai berbendera biru tua ini melakukan iklan di media massa secara besar-besaran. Terutama media massa miliknya RCTI, Global TV, MNCTV dan jaringan gurita media massa lainnya. Dalam iklan tentang itu, Harry Tanoesoedibjo menyatakan, ia akan terjun ke politik walaupun banyak pengusaha menghindarinya. “Sebagian besar orang ingin perubahan,” kata Harry Tanoesoedibjo dalam salah satu iklan di salah satu media televisi swasta itu. Untuk menjawab perubahan itu, Harry mengaku akan mendorong reformasi hukum dan politik termasuk memerangi korupsi. Dalam berpolitik, Harry mendapat jabatan tinggi sebagai Ketua Dewan Pakar Partai NasDem. Keputusan dirinya terjun ke panggung politik bersama Surya Paloh yang juga pemilik media televisi di Indonesia tentu akan mengadu ketajaman di kancah politik nasional. Sebelum bergabung ke Partai NasDem, Harry Tanoesoedibjo sudah membuktikan kemampuannya membangun dinasti bisnis, dengan nilai aset US$ 7,2 miliar. Hal ini ia lakukan dalam kurun waktu 14 tahun. Dalam catatan Forbes, Harry Tanoesoedibjo merupakan orang yang menempati posisi ke-13 orang terkaya Indonesia dengan kekayaan US$ 1,3 miliar. Jika terjun berberpolitik, Ia diramalkan bersaing dengan konglomerat Aburizal Bakrie, yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar yang juga memiliki media. (kontan.co.id). Akankan Partai NasDem dengan kedua laskar matahari, Rio Patrice Capella dan Ahmad Rofiq berhasil memasuki tahapan selanjutnya?. Dimana Partai NasDem dituntut harus lolos sebagai Peserta Pemilu 2014 dan mampu meraih kasta tertinggi dalam percaturan politik Indonesia. Partai NasDem tidak hanya hadir sebagai pelengkap dan penggembira sama seperti partai gurem sebelumnya. Apabila mereka berdua berhasil dan bahkan mampu mengusung dan memenangkan kursi presiden baik koalisi maupun sendiri. Keduanya tak akan sia-sia, kursi menteri akan menanti. Namun jika keduanya gagal, maka akan dicatat sebagai pelengkap pengembira pemilu, sama seperti kiprah mereka di partai sebelumnya. Secara pemetaan kekuatan Partai NasDem hanyalah memiliki kemampuan me-manage pecitraan partai di tengah situasi politik yang tak menguntungkan Partai Demokrat. Terutama Terkait kasus wisma atlit, kasus hambalang, kasus Bupati Buol dan berbagai kasus lainnya yang sedang di proses KPK. Penulis menilai kekuatan Politik Partai NasDem hanyalah di media massa dan elektronik saja. Sehingga masyarakat bisa menerima simpati dan berempati melihat slogan-slogan perubahan Partai NasDem yang mungkin masih pepesan kosong. Kemampuan me-manage dan meggiring isu politik inilah yang hanya menjadi poin meningkatnya elektabilitas dan popularitas. Padahal secara garis besar kepengurusan Partai NasDem belum kuat dan sifatnya masih banyak menampung petualang politik di dalamnya. Kelompok kutu loncat yang mengakar di Partai NasDem ini, nantinya akan menjadi bumerang dan ancaman masa depan partai. Tentu hal itu harus disikapi serius agar dalam penyusunan kepengurusan dan calon legeslatif saat ini harus selektif dan ketat. Jika tidak, Partai NasDem akan menjadi partai konflik yang disebabkan terjadinya tarik menarik kepentingan di dalamnya yang sangat kuat. Mengingat juga banyaknya kader partai lain yang ditampung dari beragam aliran dan pemikiran. (rud)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun