Mohon tunggu...
Syafrudin Budiman SIP
Syafrudin Budiman SIP Mohon Tunggu... Administrasi - Saya aktivis pejuang yg sering turun ke jalan untuk demo menyuarakan aspirasibrakyat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis dan Aktivis Politik di Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Novel Bamukmim: Prabowo Terlalu Cepat Rekonsiliasi dengan Jokowi, Sehingga Abai pada Ulama

4 Agustus 2019   14:50 Diperbarui: 4 Agustus 2019   18:20 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama usai acara Diskusi Publik KMI dengan tema 'Perlukah Ijtima' Ulama ke IV' di Hotel Sentral Jl. Pramuka, Jakarta Timur, Sabtu (01/08/2019). KMI/dok


"Kami para Kyai dan Santri se Nusantara juga akan mengawal pemerintahan Jokowi yang mana didalamnya ada ulama sebagai wapres. Banyak kepentingan umat Islam yang dititipkan dan diharapkan dari KH Ma'ruf Amin," terang Kyai Syamsul yang Alumni PTIQ Jakarta ini.


Senada dengan itu, KH. Muchlas Syarqun Direktur Kajian Rahmatan Lil Alamin Center mengatakan, itjima' ulama ke IV ini bisa menjadi tantangan menjawab situasi politik yang berkembang. Menurutnya, selama tujuannya untuk kemashalatan umat Islam tidak menjadi masalah.


"Gerakan ulama dalam ijtima' ulama tidak menjadi masalah sebagai gerakan civil soceity yang mengontrol negara. Jangan sampai terjadi oligarki politik di pemerintahan Jokowi-Amin," ujarnya.


Menurut Kyai Muchlas, pertemuan ijtima' ulama juga bisa dijadikan ruang konsolidasi demokrasi yang memberikan masukan positif pada pemerintah.


"Dalam negara yang kuat pilar-pilar demokrasinya juga kuat. Partai politiknya kuat saling kontrol, gerakan masyarakat civil soceity nya juga kuat dan medianya juga kuat mengawasi jalannya pemerintahan," jelasnya.


Lain halnya dengan Zuhairi B. Misrawi Intelektual Muslim, dirinya mengatakan tidak sependapat dengan adanya ijtima' ulama, apabila hanya menjadi gerakan politik semata. Katanya, ijtima' ulama yang sudah ada, sudah terlalu jauh masuk ke ranah politik.


"Seharusnya disudahi saja gerakan ijtima' ulama ini yang lahir menjelang Pilpres. Apalagi Pilpres sudah usai, kita kembali ke gerakan masing-masing. Kalau urusan keagamaan kembali ke MUI dan Ormas-Ormas Islam, kalau politik kembali ke partai politik," ujarnya.


Acara Diskusi Publik dengan tema 'Perlukah Ijtima' Ulama ke IV' di Hotel Sentral Jl. Pramuka, Jakarta Timur, Sabtu (01/08/2019) diselenggarakan oleh Kaukus Muda Indonesia (KMI). Tampak hadir Edi Humaidi Ketua Umum Kaukus Muda Indonesia (KMI) dan Rouf Qusairi Sekjen KMI memandu acara diskusi sebagai modertor.


Tampak hadir beberapa tokoh, aktivis dan mahasiswa hadir pada acara ini, diantaranya Bustan Pinrang tokoh muslim penggerak ekonomi umat, Syafrudin Budiman SIP Aktivis Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM), Desy aktivis perempuan dan para mahasiwa dari berbagai kampus di Jakarta. (red)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun