SETAPAK JALAN CNTA
Besok, kembali aku melanjutkan perjalanan yang tiada pernah kau pahami. Setapak jalan pada kelopak mata yang tersembunyi, tiada nyanyi. Diantara semu cita-cita, harapan dan mimpi, aku belum ma'fum jalan itu abadi. Ketika aku gelisah dalam labirin akal dan hati, resah diantara kelokan nafsu dan cinta dan galau akan dunia dan isinya: yang kau tawarkan sambil bergurau, sambil bersiul-siul. Besok aku kembali menemukan jalan yang telah kau tinggalkan dan kembali kepadamu mengatakan bahwa jalan itu abadi karena Cinta.
ASMARA HUJAN
Kau musnah rusuh dalam dadaku ketika kau cium lewat hujan dengan wajah lembut basah. Siang menjelma malam pekat dan angin diam. Begitu sutera bibirmu mulai merayap kesisi telingaku. Ah.. hentikan, tak kuasa aku menampung dahsyat asmaramu, cintaku sebutir pasir, cintamu tak ada taksir. Tapi sungguh, tak ingin aku sendiri mengeja sunyi. Oh ...
Sumber Puisi: Syafruddin (shaff) Muhtamar, Sujud, Kumpulan Puisi, Penerbit Pustaka Refleksi, 2007.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H