DERITA Â SUKMA
Begitu dalam pekat malam merasuk sukma ketika sosok bayang menjauh dari wujudnya. Hanya lolong kelam menjerit tajam. Matamu tertutup dalam sajakku dan kegelapan membuatku mandul. Anak-anak membeku dalam botol tinta padahal matamu tak pernah lelah melagu rindu.Â
Tetapi sungguh sukmaku dicekam derita malam penuh asap hitam saat ini. Saat rasaku mati di depan wajahmu.
MERABA CAHAYA
Kelesuan itu menjadi asap meliuk-liuk gelisah di kaki kursi di cengkeram gelap. Dalam tebaran pasir memantul cahaya matahari, aku tak tahu dimana cahaya-Mu di antara ribuan cahaya.
CAKRAWALA PUTIH
Dalam tarian nafas batas cakrawala, kurenggut segala duka yang membanjir di ubun-ubun waktu. Semua bening seperti embun yang menyimpan bias cahaya, sebab dia begitu dekat di urat nadi. Semua lara terajut jadi kasih.
Sumber Puisi: Syafruddin (shaff) Muhtamar, Sujud, Kumpulan Puisi, Penerbit Pustaka Refleksi, 2007.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H