Mohon tunggu...
syafruddin muhtamar
syafruddin muhtamar Mohon Tunggu... Dosen - Esai dan Puisi

Menulis dan Mengajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

2 Puisi: Cinta Sebutir Embun dan Seruling Rindu

6 Mei 2023   07:45 Diperbarui: 6 Mei 2023   07:50 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://id.pngtree.com/

CINTA SEBUTIR EMBUN

Embun yang semula aku sendok dari rahim sadarku, kini berubah darah di atas piringku, lalu melompat ke dalam tenggorokanku mengejar irama di dalamnya berwarna hitam. Iia mendekam penuh waktu dalam usus, seperti gelembung-gelembung kecil dalam wiski bercampur es, memainkan bola mata perempuan kehampaan. Sebutir embun menggantung gelisah di ujung daun, sekali hempasan angin ia musnah terserap tanah kering. Keesokan hari tanah menyuburkan kembang-kembang karena cinta telah menyatukan tanah dan akar-akarnya.

SERULING RINDU

Mengerang kesakitan bunyi seruling ditiup hening, melukai malamku yang rindu hadirmu. Pada sisi kotak mie instant bonekaku menetes air matanya menanti perempuan kecil membawanya bermimpi. Tetapi kau perpanjang sunyi dengan memainkan bulan pada wajah dan mengapung-apungkannya pada embun yang bergelantungan di bibir daun. Dan sajakku terluka kalimatnya.

Sumber Puisi: Syafrruddin (shaff) Muhtamar, Sujud, Kumpulan Puisi, Penerbit Pustaka Refleksi, 2007.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun