Mohon tunggu...
syafruddin muhtamar
syafruddin muhtamar Mohon Tunggu... Dosen - Esai dan Puisi

Menulis dan Mengajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

2 Puisi: Onggokan Bisu dan Melata Malam

22 November 2022   14:27 Diperbarui: 22 November 2022   14:32 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ONGGOKAN BISU

Pulang saat malam membungkuk ke arah tua. Mata setia menanti cerita tapi bulan di kamar belum juga menyala. Tumpukan buku-buku menyanyi lesu. Mungkin makna yang tersimpan dalam lipatannya akan menemani mencari sejarah yang hilang. Abad kehidupan tergusur dari altar suci ke panggung-panggung berhala. Perutku berdenting angin. Sajak-sajak diatas meja seperti orang gila menertawai dirinya sendiri. Aku kelaparan mata dewa.

Pulang saat malam memegang tongkat yang uzur. Perempuan yang setia menunggu di ranjang pun kusut diremas waktu. Aku tarik lengannya dan kami tersangkut dalam selimut yang gelap. Mataku tertutup menanti mimpi. Cinta hanyut bersama huruf-huruf puisi yang hilang.

MELATA MALAM

Mencari sisi malam dalam jiwa, tempat sembunyi untuk setubuhi puisi adalah perjalanan sunyi sembuhkan luka. Sebab lumut hitam menumpuk di kepala, yang ketika itu aku ucapkan salam pada segala: hanya terkekeh busa alkohol di mulut, berkelanjutan sapaan angin malam mengarak dingin dari punggung-punggung bukit dikejauhan. Menjadi salju di tapak kakiku, saat wajahmu pun leleh di angin, mengeja nama Tuhan yang tak pernah di jumpa. Daun-daun itu berjatuhan air mata mencari embun dalam jerit melata.

#Sumber Puisi: Syafrruddin (shaff) Muhtamar, Sujud, Kumpulan Puisi, Penerbit Pustaka Refleksi, 2007.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun