Mohon tunggu...
syafruddin muhtamar
syafruddin muhtamar Mohon Tunggu... Dosen - Esai dan Puisi

Menulis dan Mengajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sesobek Potret Bulan, Segurat Duka

25 Oktober 2022   11:58 Diperbarui: 25 Oktober 2022   13:09 942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SESOBEK POTRET BULAN

Anak-anak melingkar di halaman jiwanya. Memainkan bulan diantara jemari-jemari mungil. Dan menghisap madu pada hamparan rumput yang dititipkan kupu-kupu terbang melintas. Sambil sesekali melempar bulan itu ke udara, memanggil burung yang berputar-putar di permukaan. Nampak di awan melingkar kedamaian, tawa mereka tak sanggup ditangkap keindahannya. Hanya menjelma semesta kecil: seperti ciuman pertama pada kekasih.

SEGURAT DUKA

Aku pengembara ditinggal damai. Pada segala mata angin tempat aku membaringkan kepala. Utara selatan timur dan barat, mati diterkam matahari. Di dahan kering itu, bertengger burung dengan sayap terluka.

Aku gelandangan ditinggal ibu kehidupan. Terbang mencari damai di setiap kehampaan, sebab segala duka menjadi sahabat jantung hari. Dan di kelopak, layu kembang matahari. Kupu-kupu kehausan madu.

Pengembara dan gelandangan, burung-burung dan kupu-kupu, damai dan segala duka: di tangannya bulan menjelma batu-batu. Jagat baginya, tulang-tulang dan telaga pasir.

#Sumber Puisi: Syafruddin (shaff) Muhtamar, Sujud, Kumpulan Puisi, Penerbit Pustaka Refleksi, Tahun 2007.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun